Masa PSBB Transisi kembali diperpanjang, berarti peraturan protokol keamanan dan kesehatan masih wajib terus diterapkan oleh masyarakat. Smartcitizen pasti sudah sering mendengar dan mempraktikkan protokol-protokol tersebut, seperti memakai masker, mencuci tangan secara rutin, serta menjaga jarak. Selain itu, ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19 di tempat umum yang kita gunakan bersama banyak orang, misalnya dalam lingkungan gedung kantor. Walaupun banyak pekerja yang dibolehkan beraktivitas dari rumah masing-masing, masih banyak pula karyawan yang diwajibkan masuk ke kantor dengan shift maupun setiap hari. Sebagai ruang tertutup yang biasanya menjadi tempat bekerja banyak orang, perkantoran bisa menjadi lokasi berisiko tinggi dalam penyebaran virus korona. Sehingga ada baiknya kita sebagai karyawan maupun pengelola usaha mempelajari apa saja yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut. Berdasarkan petunjuk yang disadur dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut sejumlah cara mencegah penyebaran Covid-19 di perkantoran.
Pemeriksaan Gedung dan Peningkatan Ventilasi Udara
Sebelum melanjutkan operasional kerja, pengelola gedung sangat dianjurkan untuk melakukan pengecekan, apakah gedung sudah siap digunakan kembali. Terutama jika operasionalnya telah dihentikan selama berminggu-minggu, setelah masa karyawan isolasi mandiri. Pastikan sistem ventilasi di fasilitas kantor beroperasi dengan benar. Tingkatkan sirkulasi udara luar ruangan sebanyak mungkin, dengan membuka jendela dan pintu jika memungkinkan, serta menggunakan kipas angin atau AC. Namun, jendela dan pintu lebih baik ditutup, jika menimbulkan risiko keselamatan atau kesehatan, misalnya risiko jatuh atau menghirup polusi dan kontaminasi dari lingkungan luar ruangan seperti karbon monoksida.
[Menemukan pelanggaran peraturan PSBB di tempat kerja? Begini cara melaporkannya]
Identifikasi Lokasi Rawan dan Desinfeksi Ruangan
Setiap gedung pasti memiliki lokasi-lokasi yang lebih rawan terhadap penularan virus, seperti ruangan kecil tertutup yang sering digunakan bersama-sama. Tempat-tempat ini perlu diidentifikasi dan diamankan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Lakukanlah penilaian bahaya secara menyeluruh, untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja yang dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19. Identifikasi area kerja dan ruangan umum di mana karyawan dapat berkontak dekat (dalam jarak 1,5 meter) dengan orang lain, misalnya ruang rapat, ruang istirahat, kantin, ruang loker, area check-in, area tunggu, dan rute masuk atau keluar. Komunikasikan semua temuan serta rencana protokol kesehatan kepada semua karyawan, termasuk manajemen, staf kebersihan, dan staf maintenance.
Tanda atau petunjuk visual seperti stiker atau selotip berwarna di lantai bisa digunakan untuk menunjukkan di mana harus berdiri ketika penghalang fisik tidak memungkinkan. Petunjuk seperti ini dapat digunakan di dalam lift, tangga, serta koridor untuk menjaga jarak selama karyawan berjalan di sekeliling area kantor. Gunakan juga tanda peringatan untuk mengurangi menyentuh tombol lift atau pegangan tangga secara langsung.
Semua ruangan di gedung tetap perlu dibersihkan melalui proses desinfeksi, paling tidak sekali sehari. Bersihkan dan desinfeksi semua permukaan yang sering disentuh banyak orang, seperti gagang pintu, meja, saklar lampu, kran, meja kerja, keyboard, telepon, susuran tangga, serta printer/mesin fotokopi.
Penjarakan Fisik dan Keamanan Karyawan
Yang terpenting dari menjaga keamanan dan kesehatan karyawan adalah dengan mengkomunikasikan protokol-protokol yang wajib dijalankan serta memastikan semuanya diterapkan dengan disiplin. Karena, walaupun gedung sudah dipersiapkan dengan berbagai cara, kesehatan bersama masih berada di tangan masing-masing individu. Ubah atau sesuaikan kursi dan meja kerja, untuk menjaga jarak fisik sejauh 1.5 meter antar karyawan jika memungkinkan. Pasang pembatas transparan atau penghalang fisik lainnya untuk memisahkan karyawan dan pengunjung, jika penjarakan fisik tidak memungkinkan. Atur kursi di resepsionis, ruang tunggu, serta area duduk lainnya dengan memutar, menandai, memberi jarak, atau melepas kursi untuk menjaga jarak aman.
Gantilah fasilitas umum yang sering disentuh, seperti dispenser, pembuat kopi, dan makanan ringan dengan alternatif seperti barang kemasan sekali saji. Anjurkan karyawan untuk membawa botol air pribadi untuk meminimalkan penggunaan water dispenser, atau pertimbangkan untuk memasang metode aktivasi tanpa sentuhan.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara langsung atau virtual setiap hari (pengecekan gejala dan pemeriksaan suhu) untuk karyawan, sebelum memasuki lokasi kerja. Karyawan yang menunjukkan gejala Covid-19 atau memiliki anggota keluarga yang sakit di rumah, diimbau untuk melaporkan kondisi dan tetap di rumah. Karyawan yang tampak mengalami gejala saat tiba di tempat kerja atau yang sakit pada siang hari harus segera dipisahkan dari orang lain, diberi masker, lalu dipulangkan, dengan instruksi dan arahan tentang tindaklanjutnya oleh penyedia layanan kesehatan. Terakhir dan terpenting, ingatkan karyawan bahwa orang lain mungkin dapat menyebarkan Covid-19 meskipun tidak menunjukkan gejala, serta untuk mempertimbangkan setiap interaksi dekat sebagai risiko potensi penularan.
Inilah beberapa metode dari CDC yang bisa kamu terapkan sebagai karyawan atau pengelola di tempat kerja. Kamu juga bisa melakukan tes gejala mandiri melalui JakCLM di aplikasi JAKI. Ikuti tes ini seminggu sekali untuk memastikan bahwa tubuh masih cukup fit untuk berangkat kerja. Lakukan tips-tips di atas secara disiplin serta saling mengingatkan sesama rekan kerja untuk tertib selalu. Dengan begini, risiko penularan di tempat kerja bisa berkurang. Walaupun begitu, bekerja dari rumah tetap menjadi pilihan teraman, jadi hindari keluar rumah jika memungkinkan.