Siapa yang merindukan masa-masa sebelum pandemi? Ketika semua orang bisa bebas bepergian tanpa menggunakan masker dan tetap merasa aman. Mungkin, kita semua merindukannya, kecuali mereka yang tinggal di Denmark. Pada pertengahan Juni 2021, pemerintah Denmark tidak lagi mewajibkan penduduknya untuk menggunakan masker di ruang publik terbuka. Bahkan, saat Euro 2020 tahun ini berlangsung, penduduk Denmark sudah bebas pergi ke stadion untuk menonton ajang turnamen sepak bola tersebut. Tidak ada masker, tidak ada pembatasan mobilitas. Lalu, apa yang membuat Denmark mampu mengendalikan pandemi Covid-19? Vaksinasi adalah salah satu kuncinya.
Vaksin Bantu Kendalikan Pandemi
Di Denmark, sebanyak 67% penduduk yang berusia di atas 12 tahun telah mendapatkan vaksin dosis pertama (per 6 Juli 2021). Artinya, lebih dari setengah penduduk Denmark sudah memiliki antibodi yang dapat melawan Covid-19. Dengan vaksinasi yang gencar, kasus Covid-19 di negara tersebut menurun hingga di bawah 1% per hari. Selain Denmark, Amerika Serikat dan beberapa negara lain juga sudah menghapus kewajiban menggunakan masker bagi mereka yang sudah divaksin dan dinilai mampu mengendalikan pandemi.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Hingga 6 Juli 2021, jumlah penduduk yang telah mendapatkan vaksin dosis pertama mencapai lebih dari 32 juta atau 12,6% dari target sasaran. Memang masih terbilang rendah, namun program vaksinasi untuk usia 12 tahun ke atas baru saja dimulai. Berbagai jenis vaksin masih terus berdatangan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Seiring pertambahan jumlah orang yang divaksin, diharapkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia juga akan menurun, seperti di Denmark dan negara-negara lain. Tapi, ngomong-ngomong, apakah kamu sudah divaksin?
Sudah Siap Vaksin, Tapi Apa Vaksin yang Terbaik?
Sejauh ini, Sinovac dan AstraZeneca adalah dua jenis vaksin yang paling banyak digunakan dalam program Vaksinasi Nasional di Indonesia. Keduanya sudah melewati berbagai uji klinis dan terbukti memberikan manfaat untuk melawan Covid-19. Akan sangat sulit membandingkan keduanya (maupun jenis vaksin lainnya), karena proses uji klinis yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, simak informasi kedua vaksin tersebut berikut ini:
Efektivitas (setelah penyuntikan dosis kedua)
Sinovac
94% menurunkan risiko terinfeksi Covid-19
96% menurunkan risiko Covid-19 bergejala
(Kajian Kementerian Kesehatan RI, 13 Januari - 18 Maret 2021)
AstraZeneca
79% menurunkan risiko terinfeksi Covid-19
92% menurunkan risiko Covid-19 bergejala
(Kajian di Inggris, 12 Juni 2021)
Semua jenis vaksin memiliki efektivitas yang berbeda di setiap negara, karena proses kajian yang berbeda. Hingga saat ini, Kemenkes belum mengeluarkan hasil kajian vaksin AstraZeneca di Indonesia.
Jangka waktu penyuntikan
Sinovac
2 dosis dengan jangka waktu 2 - 4 minggu
AstraZeneca
2 dosis dengan jangka waktu 12 minggu
Lalu, apa vaksin terbaik yang seharusnya digunakan? Perlu kita ketahui bersama bahwa hingga saat ini, Covid-19 telah bermutasi dan menciptakan varian baru yang lebih infeksius seperti varian Delta. Untuk itu, vaksinasi harus segera dilakukan. Pemerintah terus mengupayakan agar kebutuhan vaksin di Indonesia segera terpenuhi, dengan mendatangkan berbagai jenis vaksin dari beragam produsen. Kita berlomba dengan virus yang dapat menular ke siapa pun. Tidak ada waktu untuk memilih atau menunggu vaksin terbaik, karena vaksin yang ada saat ini adalah vaksin terbaik untuk melindungi kita dari Covid-19. Jadi, segera daftarkan dirimu untuk vaksinasi di aplikasi JAKI. Kamu bisa mengunduhnya melalui Google Play Store maupun Apple Store. Bagi yang sudah atau akan divaksin, tetap jaga kesehatan dan terapkan 5M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menghindari kerumunan, serta Mengurangi mobilitas), untuk lindungi diri sendiri dan orang-orang tersayang.