LAYANAN DARURAT COVID-19
112
0813 8837 6955

Beranda > Artikel > Cara Menjaga Kesehatan Mental di Kala Pandemi

Cara Menjaga Kesehatan Mental di Kala Pandemi

Nadhif Seto Sanubari

03 Mei 2020

Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, Smartcitizen mungkin  sudah tidak asing dengan perasaan dan pikiran buruk yang muncul di benak. Dari kekhawatiran terhadap kesehatan hingga kehilangan mata pencaharian, memunculkan perasaan cemas, takut, dan stres pada sebagian orang. Smartcitizen, tidak ada salahnya jika muncul pikiran-pikiran negatif selama masa pandemi ini. Reaksi setiap orang terhadap perubahan besar tentunya berbeda-beda. Namun, perasaan cemas dan stres ini tetap perlu dikelola dan ditangani, agar tidak memunculkan masalah yang lebih parah dan berkelanjutan.

Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi?

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat), stres di kala pandemi dapat menyebabkan gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, sulit berkonsentrasi, bahkan kondisi kesehatan tubuh memburuk. Dari fakta tersebut, sudah jelas bahwa menjaga kesehatan mental selama pandemi sama pentingnya dengan menjaga kesehatan jasmani, sebab kedua aspek tersebut sangat bergantung satu sama lain. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami rasa cemas atau stres yang berlebih pada saat ini, berikut adalah beberapa strategi yang bisa kamu gunakan:

Batasi Penggunaan Media Sosial dan Berita

Mengikuti perkembangan terbaru tentunya penting, tapi terus membaca berita buruk setiap hari sangat tidak efektif dalam menenangkan pikiran negatif. Berita terpercaya maupun secuplik rumor dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Tidak perlu sampai meng-uninstall aplikasi berita di smartphone-mu, tapi jangan sampai membaca berita mengenai pandemi selama berjam-jam. Batasilah penggunaan teknologi, ingat bahwa kadang kita perlu keluar dari dunia maya dan mencari aktivitas lain yang membuat kita merasa senang dan nyaman.

Sibukkan Diri dengan Berbagai Aktivitas

Di tengah pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), tersedia waktu yang lebih banyak untuk mencoba hobi baru atau melakukan hal yang belum pernah kamu lakukan sebelumnya. Bacalah buku yang belum pernah kamu baca, melukis, menulis, menonton serial TV yang sampai saat ini belum sempat kamu tonton, atau coba mempelajari bahasa baru. Hal-hal produktif yang bisa kamu lakukan dari rumah hampir tak ada batasnya. Aktivitas seperti ini biasanya efektif dalam mengalihkan perhatianmu dari pikiran negatif yang bermunculan ke sesuatu yang lebih positif. Lebih baik lagi jika kamu bisa melakukan aktivitas-aktivitas tersebut bersama orang lain di rumahmu.

Tetap Bersosialisasi

Terkurung di rumah tanpa boleh keluar mungkin bisa membuat stres untuk sebagian orang. Kesendirian ini berpotensi memunculkan pikiran-pikiran negatif yang ingin kita hindari. Anggaplah karantina ini sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan dengan keluarga atau orang-orang yang tinggal serumah denganmu. Ajaklah mereka mengobrol, rencanakan aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan bersama. Kalau kamu merasa kecemasanmu berlebih dan tidak bisa ditanggapi sendirian, ceritakanlah masalahmu kepada orang yang kamu percaya. Mereka mungkin memiliki solusi yang kamu inginkan atau cukup bersedia mendengarkanmu. Setelah mengungkapkan masalahmu kepada orang lain, seringkali kamu akan merasa lebih lega. Jika kamu hanya sendirian di rumah, hubungilah teman atau kerabat melalui chat, SMS, email, telepon, atau video call. Hubungi teman dan keluargamu secara rutin, tidak hanya untuk ketenangan pribadi, tapi juga untuk mengecek kondisi mereka juga.

Jaga Kesehatan Tubuh

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kesehatan jasmani dan kesehatan mental sangat berhubungan satu sama lain. Jika kesehatan mentalmu turun, daya tahan tubuh akan mengikuti, begitu pun sebaliknya. Walaupun kamu di rumah saja 24 jam sehari, tetaplah jaga jadwal tidurmu. Tidur paling tidak 7 jam sehari sangatlah penting. Selain itu, pola makan juga perlu dijaga. Hindari kafein dan merokok karena dapat memperburuk rasa cemas atau stres. Berolahraga secara rutin juga bisa menjadi pengalih perhatian yang positif serta membantu dalam menjaga daya tahan tubuh.

Bagaimana Jika Aku Masih Stres?

Kadang rasa cemas dapat menjadi sangat berlebihan, sehingga metode-metode di atas kurang cocok untuk menghadapinya. Jika kamu mengalami stres berat dan merasa tidak mampu mengatasinya, kamu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter jiwa (psikiater), psikolog, psikoterapis, atau profesional kesehatan lainnya. Dalam rangka ini, Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan layanan Sahabat Jiwa, tempat kamu bisa berbicara dengan konselor pribadi yang siap membantu dan mendengarkan segala keluh kesahmu. Kunjungi situs Sahabat Jiwa di https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id/ lalu klik tombol ‘Bercerita’ untuk mulai.

 

Bagaimanapun caramu menjaga kesehatan mental, ingatlah selalu bahwa kamu tidak sendirian. Akan selalu ada orang yang bersedia untuk membantu. Orang-orang di seluruh dunia berjuang yang sama sepertimu, dan kita harus saling menolong satu sama lain untuk melalui masa sulit ini.

 

Tips

Bagikan :


Penulis

Nadhif Seto Sanubari

Penulis dan penerjemah alumni Universitas Bina Nusantara, dengan pengalaman internasional di University of Bradford, UK dan Deakin University, Australia.

Artikel Terkait

Mengulik Usia Pasien Positif Covid-19 di Jakarta

12 September 2020

Kolaborasi Jakarta dengan Startup Menghadapi COVID-19

06 Mei 2020

Kata Warga Tentang Fitur Jejak di JAKI

04 Juni 2021

Tips Aman Naik Transportasi Umum di Jakarta

21 Mei 2021

Melihat Aduan Masyarakat Selama Pandemi Lewat Angka dan Data

09 Mei 2020