Pada Juni 2020, rumah ibadah, perkantoran, dan pertokoan di Jakarta mulai dibuka kembali secara bertahap. Pembatasan yang sebelumnya diberlakukan terhadap kendaraan pribadi dan ojek online
juga mulai dikurangi. Namun hal itu bukan berarti masa isolasi mandiri
sudah berakhir. Tidak berarti pula semua orang bisa kembali
beraktivitas seperti biasa, setelah bekerja, belajar, serta beribadah di
rumah sejak Maret 2020. Memang tidak salah, tapi tidak berarti semuanya
langsung aman begitu saja. Kantor, fasilitas umum, dan transportasi
publik memang sudah bisa digunakan kembali, tetapi masih dengan
kapasitas 50%. Artinya, walaupun langkah demi langkah kita berjalan
kembali pada masa transisi, kita masih perlu berhati-hati.
Masa transisi ini bisa kita anggap sebagai percobaan atau
ujian. Kalau lulus, barulah kita bisa kembali beraktivitas secara aman,
sehat, serta produktif. Fase pertama pada masa transisi ini berlangsung
selama Juni 2020. Jika dalam bulan ini semuanya berjalan lancar dan
tidak ada lonjakan jumlah kasus positif COVID-19, kita akan berlanjut ke
fase kedua di mana fasilitas umum lainnya akan dibuka kembali.
Kedisiplinan kita di tempat umum selama beberapa minggu ke depan akan
menjadi penentu, apakah kita ‘lulus ujian’. Jadi apa yang perlu kamu
lakukan?
Apakah Benar-Benar Butuh Keluar?
Ini adalah pertanyaan pertama yang harus selalu kamu
pikirkan sebelum meninggalkan rumah untuk beraktivitas. Apakah
benar-benar perlu keluar rumah? Adakah cara lain untuk menyelesaikan
kegiatan tanpa keluar rumah? Smartcitizen memang tidak dilarang keluar
rumah. Namun, dengan tetap di dalam rumah, kamu jauh lebih terlindungi
dari penularan COVID-19. Terutama jika sedang tidak enak badan, demam,
atau batuk, kamu lebih baik tidak pergi sama sekali, karena lebih rentan
terhadap penularan. Jika ingin melewati masa transisi ini dengan
lancar, opsi yang lebih aman selalu lebih baik.
Untungnya, kita hidup pada zaman di mana semua serba mudah
dan bisa terselesaikan tanpa harus meninggalkan rumah. Apakah kita harus
makan di restoran, padahal makanan bisa dipesan secara online saja?
Kamu bahkan bisa mengukur risiko bepergian dari rumah. Dengan
menggunakan layanan pemantauan COVID-19 yang disediakan situs Jakarta Tanggap COVID-19 dan aplikasi JAKI (bisa diunduh dari Google Play Store dan App Store),
kamu bisa mengecek jumlah kasus positif di wilayah sekitarmu. Jika
daerah tempat tinggal atau tujuanmu ternyata banyak kasus positif,
Smartcitizen mungkin lebih baik tinggal di rumah dulu.
Apa Saja yang Harus Dibawa?
Kalau memang harus keluar rumah, tidak ada salahnya untuk
lebih berhati-hati. Berikut adalah beberapa barang yang harus selalu
kamu bawa sebelum bepergian. Anggaplah barang-barang ini seperti dompet,
handphone, atau kunci rumah yang tidak boleh tertinggal.
-
Masker
Yang pertama ini pasti sudah jelas dan wajib dipakai ketika
beraktivitas di luar rumah. Mengenakan masker mencegah droplet atau
partikel air yang keluar dari mulut atau hidung sebagai penyebab utama
penularan virus korona. Masker kain berlapis tiga sangat
direkomendasikan. Selalu sedia minimal dua buah masker kain di rumah,
agar kamu masih ada cadangan bila salah satu masker perlu dicuci.
-
Hand Sanitizer
Kamu harus selalu siap dengan sebotol hand sanitizer atau cairan pembersih tangan yang memiliki konten alkohol minimal 60%. Selain droplet dari
hidung dan mulut, tanganmu juga berisiko memindahkan virus. Jangan
pernah lupa mencuci tangan setiap kali menyentuh barang yang sering
dipegang, seperti gagang pintu atau pegangan tangga. Paling baik memang
mencuci tangan selama 20 detik menggunakan air dan sabun. Namun jika
tidak bisa menemukan wastafel, kamu masih bisa menggunakan hand sanitizer.
-
Tisu Basah Antiseptik dan Cairan Disinfektan
Selain membersihkan diri sendiri, kamu juga perlu
membersihkan lingkungan sekitarmu. Bawa juga sebungkus tisu basah
antiseptik untuk mengelap permukaan-permukaan kotor. Alternatif lainnya
adalah menggunakan tisu kering dengan cairan disinfektan. Ketika harus
duduk di restoran atau kantor, jangan lupa untuk membersihkan permukaan
meja dan kursi terlebih dahulu.
-
Perlengkapan Pribadi
Yang terakhir, hindari barang-barang yang biasa digunakan
secara bersama-sama atau bergantian. Peralatan makan seperti sendok,
garpu, atau sedotan besi bisa kamu bawa sendiri dari rumah, agar tidak
perlu menggunakan peralatan yang disediakan oleh restoran. Memakai
perlengkapan yang sebelumnya sudah digunakan oleh banyak orang berisiko
penularan virus lewat tangan. Untuk alasan yang sama, bawalah sajadah
sendiri ketika ingin salat di masjid. Kalau kamu juga suka membaca kitab
suci saat di tempat ibadah, bawalah Quran atau Alkitab milikmu sendiri.
Bepergian dengan Ojek Online dan Transportasi Umum
Kalau kamu tidak menggunakan kendaraan pribadi, ojek online
(ojol) mungkin menjadi pilihan utama. Dengan ojol, kamu berkontak jarak
dekat dengan pengemudi. Lebih baik menggunakan helm sendiri dan hindari
mengenakan helm penumpang yang disediakan pengemudi. Pun jangan lepas
masker ya selama perjalanan.
Kamu juga bisa naik bus atau kereta, walau cukup berisiko
karena banyak orang berdiri atau duduk berdekatan di dalam ruang
tertutup. Bila perlu bepergian dengan transportasi umum, hal pertama
yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan jam bepergian. Usahakan untuk
bepergian dalam jam-jam sepi dan sesuaikan dengan jadwal kerja atau
aktivitasmu. Jika bus atau kereta terlihat penuh, lebih baik menunggu
yang berikutnya. Sedikit terlambat sampai kantor lebih baik daripada
mengambil risiko kesehatan pribadi serta orang lain.
Selama di dalam bus atau kereta, selalu kenakan masker dan
usahakan beri jarak satu meter dengan penumpang lain. Tempat berpegangan
tentunya menjadi permukaan yang paling sering disentuh di dalam bus dan
kereta. Kalau memungkinkan, bersihkan menggunakan tisu basah atau
disinfektan sebelum berpegangan. Setelah turun, segera cuci tangan
menggunakan hand sanitizer, lebih baik lagi jika menggunakan air dan sabun.
Dengan tips ini, diharapkan kita bisa melewati periode
transisi dengan lancar dan aman. Jika kita selalu disiplin dalam
membiasakan praktik-praktik sehari-hari ini serta rajin mengingatkan
satu sama lain, warga ibu kota pasti bisa ‘lulus ujian’ dan tak lama
lagi kita akan kembali beraktivitas secara normal.