LAYANAN DARURAT COVID-19
112
0813 8837 6955

Beranda > Artikel > Mewaspadai Covid-19 Varian Omicron

Mewaspadai Covid-19 Varian Omicron

Siti Sarah S.

09 Februari 2022

Di tengah keseharian hidup kita yang mulai terbiasa dengan “normal baru”, tetap waspada adalah sebuah keharusan pada masa pandemi Covid-19. Hal ini karena pandemi masih belum usai. Meski kasus Covid-19 sempat melandai, kita ternyata harus menghadapi varian Omicron yang penyebarannya lebih cepat pada awal 2022. 

Ditemukan pertama kali di Afrika Selatan, varian Omicron yang penyebarannya tiga kali lebih cepat daripada varian Delta ini mulai masuk ke Indonesia pada Desember 2021. Kini jumlah kasus varian Omicron kian bertambah dari hari ke hari. Hingga 7 Februari, kasus Covid-19 kembali merangkak naik. Terdapat 74.535 kasus aktif yang kini ada di Jakarta.

Kendati gejala yang ditimbulkannya dikabarkan lebih ringan daripada varian Delta, tingkat penyebaran varian Omicron yang tinggi membutuhkan perhatian dan kewaspadaan ekstra. Umumnya, seseorang yang terinfeksi varian ini bergejala mirip flu. Lantas bagaimana kita mendeteksi dan membedakannya?


Cara Mendeteksi Gejala Omicron

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengungkapkan, gejala Covid-19 secara umum yang dapat ditemukan pada berbagai varian adalah demam, batuk, sesak napas, kelelahan, nyeri badan, sakit kepala, anosmia, radang tenggorokan, pilek, muntah, dan diare. Gejala-gejala itu bisa jadi timbul dengan variasi berbeda pada tiap orang. Pada varian Delta, gejala yang umum ditemukan adalah anosmia atau kehilangan kemampuan penciuman dan pengecap, Sedangkan pada varian Omicron, gejala yang lebih sering ditemukan seperti flu, yakni pilek, sakit kepala, serta radang tenggorokan, . 

Maka, cara mendeteksi apakah kita terinfeksi Covid-19 varian Omicron adalah dengan mengecek apakah kita memiliki gejala tersebut atau tidak. Jika kita merasakan gejala tersebut, ambil langkah aman dengan memeriksakan diri melalui tes PCR (polymerase chain reaction), untuk memastikan apakah kita benar-benar terinfeksi Covid-19 atau tidak. Apabila kita tidak merasakan gejala apapun, namun kita kontak erat dengan orang positif Covid-19, lakukan juga tes PCR. Dengan mengetahui apakah kita benar-benar terinfeksi atau tidak, kita bisa melakukan tindakan yang tepat agar varian ini tidak semakin menyebar kepada orang-orang terdekat kita. 

Jika Kita Terinfeksi Varian Omicron

Bila kita merasakan gejala-gejala seperti flu atau gejala Covid-19 lainnya, segera tes PCR dan lakukan isolasi mandiri hingga hasil tes keluar. Jika ternyata kita telah terdeteksi positif Covid-19, segera melapor ke puskesmas terdekat dan hubungi 112 untuk arahan lebih lanjut. 



Jika bergejala ringan, kita bisa melakukan isolasi mandiri dan mengobati diri sendiri di rumah, dengan arahan tenaga kesehatan dari puskesmas. Umumnya, tidak ada obat-obatan khusus untuk mengobati Covid-19 varian Omicron. Obat-obat yang diresepkan adalah obat-obat untuk flu, agar gejala yang dirasakan berkurang. Selama masa penyembuhan, kita harus pastikan untuk mengonsumsi asupan yang bergizi selama masa isolasi mandiri, supaya tubuh kita lekas membaik. Selain itu, pastikan kita dan keluarga di rumah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, agar virus tidak menular dan tubuh kita segera sembuh.

Mencegah Lebih Baik

Walau gejala yang ditimbulkan varian Omicron tergolong ringan, sifatnya yang infeksius dan mudah menyebar dapat meningkatkan jumlah orang yang harus melakukan isolasi mandiri, bahkan hingga dirawat di rumah sakit. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada kemampuan rumah sakit yang terbatas, selain menimbulkan efek domino ekonomi maupun sosial. Karena itu, pencegahan agar varian ini tidak cepat menyebar harus terus diupayakan. 



Salah satu pencegahan yang paling utama adalah vaksinasi. Vaksinasi terbukti dapat menciptakan imunitas tubuh terhadap Covid-19 atau membuat gejalanya menjadi sangat minimal. Terlebih dengan pemberian vaksin booster yang dimulai pada awal tahun ini, untuk meningkatkan perlindungan yang lebih baik kepada tubuh. Studi membuktikan bahwa vaksin booster dapat memberikan 88% perlindungan, agar seseorang tidak dirawat di rumah sakit. Bagi warga Jakarta yang telah mendapatkan e-ticket vaksin booster, dapat mendaftarkan diri dengan mudah lewat JAKI .

Kita pun jangan pernah kendur untuk menerapkan 6M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi bepergian, serta menghindari makan bersama). Di samping itu, yuk kita laporkan pelanggaran PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), seperti kerumunan yang tidak memakai masker di sekitar kita, lewat super app kebanggaan Smartcitizen, JAKI



Perjuangan kita menghadapi pandemi Covid-19 memang belum usai. Makanya penting untuk kita saling menjaga, agar Covid-19 tidak semakin menyebar dan menginfeksi orang-orang terdekat kita.

Kasus Covid-19

Bagikan :


Penulis

Siti Sarah S.

A content writer for Jakarta Smart City who loves engaging in meaningful works that makes a good impact for society even in a simple and subtle way. She is also a linguistics enthusiast and an avid reader who loves prose and poetry. Say hi to her on Twitter and IG: @sarafizaa or email to sitisarahs.11c@gmail.com

Artikel Terkait

Melatih Mindfulness di Tengah Pandemi

04 Maret 2022

Panggil Ambulans dengan Sekali Sentuhan Lewat JakAmbulans

18 Agustus 2021

Hal-hal yang Dilakukan Setelah Vaksinasi Covid-19

17 Maret 2021

Potret Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Jakarta

05 Maret 2021

Apa yang Terjadi Setelah Herd Immunity Tercapai?

21 September 2021