LAYANAN DARURAT COVID-19
112
0813 8837 6955

Beranda > Artikel > Punya Tampilan Baru, Begini Cara Baca Data di corona.jakarta.go.id

Punya Tampilan Baru, Begini Cara Baca Data di corona.jakarta.go.id

Nadhif Seto Sanubari

10 Agustus 2020

Selama pandemi masih berlangsung, sangat penting bagi kita untuk tetap update mengenai segala perkembangan yang terjadi di negara, kota, dan terutama di lingkungan sekitar. Data seberapa banyak dan sudah ke daerah mana saja Covid-19 menyebar, bisa sangat membantu untuk menjaga keamanan diri serta keluarga. Dengan ini kamu bisa mengukur risiko beraktivitas dan bepergian pada masa PSBB Transisi. Untungnya, situs corona.jakarta.go.id menyediakan segala informasi yang kamu butuhkan tentang perkembangan situasi Covid-19 di Jakarta dan Indonesia melalui laman Data Pemantauan Covid-19. Semua data yang ditampilkan di laman ini bersumber dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia..

Pertama kali dilihat, mungkin halaman yang dipenuhi angka dan grafik ini terkesan rumit dan membingungkan, namun sebenarnya cukup sederhana jika dibaca dengan seksama. Artikel ini akan menjelaskan masing-masing data yang ditampilkan, bagaimana cara membacanya, dan apa artinya. Ayo kita mulai dari atas laman.

Kasus Terkonfirmasi

Dimulai dengan data paling umum, dua kotak ini berisi jumlah kasus Covid-19 yang sudah terkonfirmasi di Indonesia dan Jakarta. Jangan lupa untuk mengecek tanggal di atas kiri untuk mengetahui kapan terakhir kali data ini diperbarui. Kotak di sebelah kiri menunjukkan total kasus positif di Indonesia, tiga angka di bawahnya merupakan jumlah pasien yang masih dirawat, sudah sembuh, dan telah meninggal. Sedangkan, kotak kanan menunjukkan total kasus positif di Jakarta bersama dengan jumlah pasien dirawat, sembuh, meninggal, dan isolasi mandiri. Selain itu, ada juga angka yang menunjukkan jumlah pasien yang tidak menunjukkan gejala, bergejala, serta yang belum diketahui. Angka kecil di dalam kurung yang tertera di bawah setiap data adalah persentase ketika dibandingkan dengan jumlah total. Dari sini sudah bisa terlihat tingkat kesembuhan dan kematian, serta banyak kasus yang tidak menunjukkan gejala, sehingga mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati.

Pengkategorian Kasus

Set data berikutnya mengelompokkan kasus menjadi lima kategori yang digunakan oleh Kementerian Kesehatan RI, yakni: Suspek, Probable, Pelaku Perjalanan, Kontak Erat, dan Discarded. Sama dengan data yang sebelumnya, setiap angka menunjukkan berapa pasien dalam kategori tersebut yang masih melakukan isolasi mandiri di rumah atau dirawat di rumah sakit, yang sudah selesai isolasi mandiri, yang telah meninggal, serta jumlah total kasus. Tapi apakah artinya masing-masing kategori tersebut?

Suspek

  1. Orang dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal.
  2. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.
  3. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Probable

Kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)/ meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Pelaku Perjalanan

Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir.

Kontak Erat

  1. Orang yang bertatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus terkonfirmasi dalam radius satu meter dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
  2. Orang yang bersentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
  3. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
  4. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.

Discarded

  1. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR dua kali negatif selama dua hari berturut-turut dengan selang waktu > 24 jam.
  2. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.

Rapid Test dan Tes PCR

Tiga kotak selanjutnya menampilkan data yang berhubungan dengan Rapid Diagnostic Test (rapid test) dan tes Polymerase Chain Reaction (tes PCR atau swab test) yang dilaksanakan untuk banyak penduduk Jakarta. Rapid test menggunakan sampel darah untuk mengetes kereaktifan antibodi dalam tubuh. Antibodi yang reaktif menunjukkan adanya infeksi virus dalam tubuh, sedangkan non-reaktif berarti tubuh bebas dari virus. Hasil reaktif tak selalu berarti seseorang terjangkit Covid-19, karena ada banyak hal lain yang menyebabkan antibodi menjadi reaktif, artinya rapid test kurang akurat dalam mendeteksi kasus Covid-19. Sedangkan tes PCR menggunakan spesimen lendir yang diambil dari hidung atau tenggorokan pasien untuk diperiksa secara tersendiri. Inilah kenapa data di atas membedakan antara jumlah orang yang diperiksa dan spesimen yang diperiksa. Tes ini bisa mendeteksi adanya virus corona dalam spesimen yang dites. Hasil positif berarti adanya virus SARS-CoV-2 dalam spesimen, sedangkan hasil negatif berarti spesimen tidak ada virus.

Peta Persebaran Kasus

Berikutnya, kamu akan menemukan tiga buah peta kota Jakarta, masing-masing menampilkan data untuk tiga kategori yang dibahas di atas: Suspek, Kontak Erat, dan Kasus Positif. Peta ini juga membedakan warna lima wilayah Jakarta (Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Pusat). Data yang ditampilkan tidak langsung terlihat. Pertama-tama kamu harus memilih dan klik salah satu kecamatan. Setelah kecamatan dipilih, akan muncul kotak kecil berisi nama kecamatan, nama wilayah, serta jumlah akumulasi kasus yang ada di kecamatan tersebut. Peta ini sangatlah penting jika ingin mengetahui jumlah kasus di sekitar rumah atau di tempat lain yang ingin dituju.

Kasus Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Mengetahui demografi mana yang paling rentan terhadap Covid-19 penting untuk diketahui bila ingin menjaga kesehatan diri dan keluarga. Anggota keluarga yang rentan lebih baik tinggal di rumah, sedangkan aktivitas di luar rumah diserahkan kepada anggota keluarga yang lebih aman. Keenam grafik ini dibagi menjadi tiga kategori sama seperti sebelumnya: Suspek (hijau), Kontak Erat (kuning), dan Kasus Positif (merah). Tiga grafik lingkaran membagi kasus berdasarkan jenis kelamin, warna yang lebih gelap berarti laki-laki dan warna yang lebih terang berarti perempuan. Tiga grafik batang membagi kasus berdasarkan usia dan jenis kelamin. Sekali lagi, warna lebih gelap berarti laki-laki dan warna lebih terang berarti perempuan. Kelompok usia tertera di sebelah kiri grafik. Misalnya, di grafik Suspek berwarna hijau, jumlah kasus tertinggi adalah 7,279 yang merupakan kasus perempuan berusia 20-29 tahun. Sedangkan di sisi laki-laki jumlah kasus tertinggi adalah 6,600 yang merupakan laki-laki berusia 30-39 tahun.

Data Akumulatif

Diikuti lagi oleh tiga grafik batang yang juga dibagi menjadi Suspek, Kontak Erat, dan Kasus Positif. Bila grafik-grafik sebelumnya hanya menunjukkan jumlah total secara menyeluruh, tiga grafik ini menggambarkan perkembangan Covid-19 di Jakarta setiap hari. Tanggal paling awal bermula di batang paling kiri, setiap batang merepresentasikan satu hari, hingga sampai tanggal hari ini di paling kanan. Tabel Suspek dan Kontak Erat dimulai dari 17 Juli 2020, sedangkan tabel Kasus Positif menunjukkan perkembangan jumlah kasus sejak awal pandemi pada Maret 2020. Setiap batang dibagi kembali menjadi kategori berbeda menggunakan corak warna yang berbeda.

Tren Nasional dan Lokal, Penambahan Kasus Harian

Sampailah kita di bawah halaman. Di sini, kamu akan bertemu grafik yang kelihatan lebih rumit dan spesifik. Walaupun begitu, sebenarnya cukup sederhana untuk dibaca seperti grafik-grafik sebelumnya. Yang pertama menunjukkan jumlah akumulasi kasus-kasus di Jakarta serta secara nasional. Sama seperti grafik terakumulasi sebelumnya, data paling awal sejak Maret 2020 dimulai di sebelah kiri dan berlanjut ke arah kanan hingga hari ini. Garis-garis berwarna melambangkan data berbeda (kasus positif, sembuh, serta meninggal) untuk Jakarta dan Indonesia keseluruhan. Jika diperhatikan baik-baik, garis ini sebenarnya terbentuk dari titik-titik kecil yang masing-masing melambangkan tanggal. Kamu bisa klik titik-titik ini untuk melihat angka kasus pada tanggal tertentu.

Karena sekarang sudah lebih mengerti cara membaca angka dan grafik, mungkin Smartcitizen juga bisa mengerti betapa penting data ini dalam menggambarkan kondisi kota dan negara kita. Sekarang, kamu bisa mendapatkan notifikasi data kasus harian dari aplikasi JAKI yang bisa diunduh dari App Store dan Google Play Store. Smartcitizen, mari kita gunakan data untuk tetap update dan tetap aman!

Data Covid-19

Bagikan :


Penulis

Nadhif Seto Sanubari

Penulis dan penerjemah alumni Universitas Bina Nusantara, dengan pengalaman internasional di University of Bradford, UK dan Deakin University, Australia.

Artikel Terkait

Hal-hal yang Dilakukan Setelah Vaksinasi Covid-19

17 Maret 2021

Masih Perlukah Kamu Mengurus SIKM pada 2021?

10 Mei 2021

Peraturan Ganjil Genap di Jakarta Selama PPKM

03 November 2021

5 Manfaat Vaksinasi Covid-19 yang Wajib Diketahui

25 Maret 2021

Begini Langkah Daftar Vaksinasi Lewat JAKI

05 Mei 2021