Smartcitizen, tahukah kamu kalau beberapa lokasi di Jakarta kini sudah menerapkan checkpoint monitoring
menggunakan fitur Jejak dalam aplikasi JAKI? Fitur ini merupakan buku
tamu digital yang dapat memudahkan pendataan pengunjung di suatu lokasi.
Selain itu, pengunjung pun bisa tahu jumlah pengunjung yang berada di
lokasi tersebut.
Fitur
buku tamu digital ini ditujukan untuk mencegah penyebaran Covid-19
berbasis klaster, khususnya di beberapa tempat wisata yang sudah kembali
dibuka dengan kapasitas terbatas. Jejak sudah mulai dapat kamu temukan di beberapa lokasi, contohnya di Museum Sejarah, Kota Tua, dan Lapangan Banteng.
Bagaimana rasanya menggunakan Jejak di Jakarta? Berikut kata-kata warga tentang fitur Jejak di JAKI.
Pepeng, Jakarta Barat
Pepeng
baru pertama kali menemukan buku tamu digital. Dengan adanya Jejak
sebagai buku tamu digital, ia merasa tidak usah capek menulis, karena
hanya tinggal pindai QR Code saja.
Karena Jejak juga dapat mengurangi kontak fisik, ia berharap agar
tempat-tempat wisata lain di Jakarta pun segera menerapkan sistem ini.
Nova Ayu Ramadani, Tangerang Selatan
Terobosan
modern, begitulah Nova menyebut Jejak. Dengan fitur ini, ia merasa
tidak perlu lagi ada buku tamu manual, karena sudah otomatis. Meskipun
bukan orang asli Jakarta, sebagai pengunjung ia merasa sangat terbantu
dengan aplikasi Jejak ini.
Anisa dan Fatah, Jakarta Selatan serta Jakarta Pusat
Anisa
dan Fatah merupakan pasangan yang sama-sama baru memakai fitur Jejak.
Menurut mereka, Jejak merupakan fitur yang bagus untuk mengontrol jumlah
pengunjung. Mereka pun berharap agar tempat lain, khususnya
transportasi publik, bisa dilengkapi dengan fitur Jejak.
Denok, Jakarta
Denok
sudah pernah mengunduh aplikasi JAKI. Dengan fitur baru Jejak, ia
sangat merasakan manfaatnya, terlebih di tengah pandemi. Cukup hanya
dengan pindai QR Code dan tidak perlu bersentuhan untuk tercatat sebagai pengunjung.
Sania, Jakarta
Sania
merasa aplikasi JAKI merupakan aplikasi kembangan pemerintah pertama
yang benar-benar lengkap. Berkaitan dengan fitur tentang Covid-19, fitur
Jejak sangat berguna bagi para wisatawan, karena tidak perlu mencatat
secara manual untuk menikmati tempat wisata, seperti museum.
Kiki, Jakarta Selatan
Jejak
hadir untuk kebaikan kita juga agar pandemi cepat berakhir, begitu kata
Kiki. Program yang sudah bagus ini, perlu ada di semua tempat wisata
untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Rosa, Tiara, dan Karisa, Jakarta
Dengan memindai QR code
yang sederhana, tiga sekawan ini sama-sama setuju bahwa Jejak adalah
fitur yang bagus, karena dapat mengetahui sudah ada berapa pengunjung di
lokasi. Menurut mereka, hal ini cukup efektif dan memudahkan pada era
pandemi. Pengunjung tidak perlu pegang pulpen serta menghindari kontak
ketika mengisi buku tamu digital.
James Pasaribu, Medan
Jauh-jauh
dari Medan, James yang mengunjungi Lapangan Banteng untuk main dan
berolahraga mengatakan bahwa Jejak itu sangat baik. Dengan adanya sistem
QR code,
ia dapat memonitor keluar masuk jumlah pengunjung yang datang.
Pemerintah punya program yang bagus ini sebagai tindakan preventif
terhadap Covid-19.
Giliran Kamu untuk Mencoba Jejak
Banyak orang telah merasakan manfaat Jejak sebagai buku tamu digital. Mereka sudah tahu kemudahan memindai QR code,
tanpa harus mengisi buku tamu secara manual. Mereka juga dapat memantau
jumlah pengunjung di suatu lokasi, sehingga dapat mengetahui telah
terjadi kerumunan atau belum.
Jika ada pengunjung terinfeksi Covid-19, pemerintah dapat melakukan pelacakan atau tracing
kepada pengunjung lain yang juga mengunjungi lokasi tersebut pada waktu
yang sama. Dengan demikian, mencegah penyebaran Covid-19 berbasis
klaster dapat dioptimalkan. Banyak orang sudah menggunakan fitur Jejak,
sekarang giliran kamu mencobanya jika berkunjung ke berbagai lokasi di
Jakarta. Pastikan kamu telah mengunduh JAKI dari sekarang ya!