LAYANAN DARURAT COVID-19
112
0813 8837 6955

Beranda > Artikel > Kata Warga Tentang Fitur Jejak di JAKI

Kata Warga Tentang Fitur Jejak di JAKI

Siti Sarah S.

04 Juni 2021

Smartcitizen, tahukah kamu kalau beberapa lokasi di Jakarta kini sudah menerapkan checkpoint monitoring menggunakan fitur Jejak dalam aplikasi JAKI? Fitur ini merupakan buku tamu digital yang dapat memudahkan pendataan pengunjung di suatu lokasi. Selain itu, pengunjung pun bisa tahu jumlah pengunjung yang berada di lokasi tersebut. 

Fitur buku tamu digital ini ditujukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 berbasis klaster, khususnya di beberapa tempat wisata yang sudah kembali dibuka dengan kapasitas terbatas. Jejak sudah mulai dapat kamu temukan di beberapa lokasi, contohnya di Museum Sejarah, Kota Tua, dan Lapangan Banteng. 

Bagaimana rasanya menggunakan Jejak di Jakarta? Berikut kata-kata warga tentang fitur Jejak di JAKI.

Pepeng, Jakarta Barat

Pepeng baru pertama kali menemukan buku tamu digital. Dengan adanya Jejak sebagai buku tamu digital, ia merasa tidak usah capek menulis, karena hanya tinggal pindai QR Code saja. Karena Jejak juga dapat mengurangi kontak fisik, ia berharap agar tempat-tempat wisata lain di Jakarta pun segera menerapkan sistem ini. 

Nova Ayu Ramadani, Tangerang Selatan

Terobosan modern, begitulah Nova menyebut Jejak. Dengan fitur ini, ia merasa tidak perlu lagi ada buku tamu manual, karena sudah otomatis. Meskipun bukan orang asli Jakarta, sebagai pengunjung ia merasa sangat terbantu dengan aplikasi Jejak ini. 

Anisa dan Fatah, Jakarta Selatan serta Jakarta Pusat

Anisa dan Fatah merupakan pasangan yang sama-sama baru memakai fitur Jejak. Menurut mereka, Jejak merupakan fitur yang bagus untuk mengontrol jumlah pengunjung. Mereka pun berharap agar tempat lain, khususnya transportasi publik, bisa dilengkapi dengan fitur Jejak. 

Denok, Jakarta

Denok sudah pernah mengunduh aplikasi JAKI. Dengan fitur baru Jejak, ia sangat merasakan manfaatnya, terlebih di tengah pandemi. Cukup hanya dengan pindai QR Code dan tidak perlu bersentuhan untuk tercatat sebagai pengunjung. 

Sania, Jakarta

Sania merasa aplikasi JAKI merupakan aplikasi kembangan pemerintah pertama yang benar-benar lengkap. Berkaitan dengan fitur tentang Covid-19, fitur Jejak sangat berguna bagi para wisatawan, karena tidak perlu mencatat secara manual untuk menikmati tempat wisata, seperti museum.  

Kiki, Jakarta Selatan

Jejak hadir untuk kebaikan kita juga agar pandemi cepat berakhir, begitu kata Kiki. Program yang sudah bagus ini, perlu ada di semua tempat wisata untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

Rosa, Tiara, dan Karisa, Jakarta

Dengan memindai QR code yang sederhana, tiga sekawan ini sama-sama setuju bahwa Jejak adalah fitur yang bagus, karena dapat mengetahui sudah ada berapa pengunjung di lokasi. Menurut mereka, hal ini cukup efektif dan memudahkan pada era pandemi. Pengunjung tidak perlu pegang pulpen serta menghindari kontak ketika mengisi buku tamu digital. 

James Pasaribu, Medan

Jauh-jauh dari Medan, James yang mengunjungi Lapangan Banteng untuk main dan berolahraga mengatakan bahwa Jejak itu sangat baik. Dengan adanya sistem QR code, ia dapat memonitor keluar masuk jumlah pengunjung yang datang. Pemerintah punya program yang bagus ini sebagai tindakan preventif terhadap Covid-19. 

Giliran Kamu untuk Mencoba Jejak

Banyak orang telah merasakan manfaat Jejak sebagai buku tamu digital. Mereka sudah tahu kemudahan memindai QR code, tanpa harus mengisi buku tamu secara manual. Mereka juga dapat memantau jumlah pengunjung di suatu lokasi, sehingga dapat mengetahui telah terjadi kerumunan atau belum. 

Jika ada pengunjung terinfeksi Covid-19, pemerintah dapat melakukan pelacakan atau tracing kepada pengunjung lain yang juga mengunjungi lokasi tersebut pada waktu yang sama. Dengan demikian, mencegah penyebaran Covid-19 berbasis klaster dapat dioptimalkan. Banyak orang sudah menggunakan fitur Jejak, sekarang giliran kamu mencobanya jika berkunjung ke berbagai lokasi di Jakarta. Pastikan kamu telah mengunduh JAKI dari sekarang ya!

JAKI

Bagikan :


Penulis

Siti Sarah S.

A content writer for Jakarta Smart City who loves engaging in meaningful works that makes a good impact for society even in a simple and subtle way. She is also a linguistics enthusiast and an avid reader who loves prose and poetry. Say hi to her on Twitter and IG: @sarafizaa or email to sitisarahs.11c@gmail.com

Artikel Terkait

Tips Aman Melapor Pelanggaran PPKM di Lingkungan Rumah

14 Juli 2021

Menyambut Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Jakarta

16 April 2021

Masih Perlukah Kamu Mengurus SIKM pada 2021?

10 Mei 2021

Kenapa Kamu Harus Melapor Lewat JakLapor Selama Pandemi?

13 Agustus 2020

Kisah Kita Bertahan di Setahun Pandemi

05 Maret 2021