LAYANAN DARURAT COVID-19
112
0813 8837 6955

Beranda > Artikel > Sehari Bersama Petugas Ambulans Gawat Darurat DKI Jakarta

Sehari Bersama Petugas Ambulans Gawat Darurat DKI Jakarta

Siti Sarah S.

20 Agustus 2021

Suatu hari, kamu menemukan kondisi gawat darurat di Jakarta. Saat itu, kamu bingung bagaimana untuk segera mendapat pertolongan dan memanggil ambulans. Kamu tidak tahu dan tak hafal nomor telepon rumah sakit maupun call center darurat. Dalam kondisi serba panik itu, kamu teringat bahwa kini Jakarta punya fitur JakAmbulans di Aplikasi JAKI. Sesegera mungkin kamu tekan tombol darurat di fitur tersebut. 


Tidak lama kemudian, petugas menghubungimu dan menanyakan identitas pasien, kondisi pasien, dan alamat lengkap. Ambulans pun tiba dengan segera di lokasi dan pasien berhasil dibawa dengan selamat ke Rumah Sakit. Kamu pun dapat bernapas lega dan berterima kasih pada petugas Ambulans Gawat Darurat tersebut. 


Di balik itu semua, petugas kembali melanjutkan harinya untuk menangani panggilan darurat lainnya. Esoknya tugas yang sama kembali menanti mereka. Keseharian mereka disusun oleh hari-hari penuh pengabdian. Inilah kisah mereka. 



Di Balik Layar JakAmbulans


Di balik fitur JakAmbulans, tentu ada teman-teman dari Jakarta Smart City yang membantu mengembangkannya, sehingga dapat hadir dalam aplikasi JAKI. Selain itu, tombak utama dari fitur ini adalah petugas Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinkes DKI Jakarta yang bertugas di lapangan untuk membantu warga Ibu Kota. Di balik tombol darurat yang dapat kamu temukan di aplikasi JAKI, terdapat begitu banyak petugas yang berjuang sehari-hari. Bagaimana mekanismenya? Untuk memahami hal itu, Yandi Suhardi sebagai Duty Manager AGD Dinkes DKI Jakarta yang telah bekerja selama enam tahun akan memandumu. 




“Ketika ada panggilan yang masuk dari warga Jakarta melalui JakAmbulans, maka ada notifikasi yang masuk di aplikasi call center ambulans Dinas Kesehatan DKI Jakarta,” tutur Yandi. 


Setelah itu, dalam waktu kurang dari tiga menit, panggilan tersebut akan ditindaklanjuti dengan menelepon warga yang membutuhkan ambulans. Lalu, petugas akan menanyakan terkait identitas, alamat lengkap dengan patokannya, dan keluhan pasien. Tim call center kemudian akan menugaskan petugas AGD di lapangan untuk meluncurkan ambulans yang terdekat dengan lokasi pasien. 


Yandi berharap, warga DKI Jakarta dapat menggunakan fitur JakAmbulans ini dengan sebijak-bijaknya. Tidak untuk main-main, karena banyak warga yang membutuhkan bantuan ambulans gawat darurat dalam waktu cepat. 


Selain Yandi yang bertugas sebagai Duty Manager, ada petugas AGD Dinkes DKI Jakarta lain yang bertugas di dalam ambulans untuk menemui warga yang membutuhkan. Di antaranya Ikhwan Zulmi (31 tahun) yang bertugas di AGD Dinkes sejak Januari 2017. Ikhwan mengungkapkan, setiap kali dinas ada yang namanya roll call, untuk memastikan kesiapan petugas dan ambulans. Jika sudah dinyatakan siap, maka petugas dapat menerima panggilan tugas kapan pun. 



Saat menerima kasus, petugas akan menanyakan nama pasien, usia, dan kondisinya. Setelah itu, petugas akan menanyakan patokan alamat. Untuk pasien bukan Covid-19, petugas akan langsung berangkat, setelah semua siap. Sedangkan buat pasien Covid-19 yang sudah gawat atau sesak napas, ada tambahan waktu berkisar 20-30 menit, untuk berpakaian APD (Alat Pelindung Diri) lengkap. 


Sewaktu ditanya tentang pengalaman yang paling mengesankannya, Ikhwan teringat ketika ia baru bergabung dengan AGD Dinkes DKI Jakarta, dengan pengalaman yang masih minim. Saat itu, ia dihadapkan dengan pasien yang overweight yang terkena serangan jantung. Kondisi pasien tidak sadar dan posisinya berada di kamar. Setelah Ikhwan menstabilkannya, pasien dibungkus dengan laken, karena tidak bisa menggunakan tandu dan pintu kamar tidak cukup untuk membawa pasien keluar. “Syukurnya, pasien selamat dan tiba di IGD,” ingat Ikhwan.  



Berbeda dengan kondisi pasien yang tidak sadarkan diri, petugas AGD lain, Novita Hapsari (30 tahun) pernah menghadapi pasien overweight yang gelisah dan sulit ditenangkan. Hal ini terjadi ketika ada permintaan rujukan pemindahan pasien dari rumah sakit di Jakarta Pusat ke rumah sakit di Jakarta Utara. Dengan kondisi pasien yang sulit ditenangkan, Novita bersama tiga petugas lainnya berusaha menenangkan pasien dengan seoptimal mungkin. Obat penenang hanya bertahan beberapa menit saja, sehingga mereka harus bekerja lebih keras. 


Kendala yang Dihadapi Petugas AGD di Lapangan



Baik Ikhwan maupun Novita sama-sama pernah menghadapi kendala saat menjadi petugas AGD di Jakarta. Novita merasakan kondisi Jakarta yang padat sebagai salah satu kendala yang sering dihadapinya. Kadang-kadang ia dan tim harus turun ke lokasi sempit berupa gang-gang yang sulit dilewati. Belum lagi tenaga akan lebih terkuras kalau pasien berada di lantai dua atau tiga, sedangkan keluarga tak ada yang bisa membantu untuk mengangkut pasien. “Bagaimana pun kami harus tetap evakuasi dengan keadaan yang aman bagi pasien,” katanya. 


Selain kendala lokasi yang dialami Novita, Ikhwan juga pernah merasakan kesulitan menghadapi pasien di tengah pandemi Covid-19 ini. Ketika itu kasus di Jakarta sempat naik, sehingga kebanyakan rumah sakit telah penuh. Petugas ambulans tidak bisa mengantarkan pasien ke rumah sakit, oksigen di dalam ambulans pun terbatas dan operator kesulitan mencari rumah sakit yang kosong. Akhirnya, petugas mengedukasi keluarga pasien di tempat, untuk mencarikan oksigen dan membantu mencarikan rumah sakit yang bisa menampung pasien. 


“Kondisi di lapangan itu sangat berbeda dengan di rumah sakit,” ujarnya. Ia mengakui, petugas AGD haruslah bermultiperan. Karena mereka bertindak sebagai perawat, supir, bahkan security sekaligus. 


Untuk pengembangan fitur JakAmbulans ke depan, Novita berharap proses layanan kegawatdaruratan bisa lebih merata dan cepat. Sedangkan Ikhwan mengharapkan JakAmbulans dapat menjadikan ambulans di DKI Jakarta mudah dihubungi, semakin cepat datang, serta kian efisien, agar petugas pun dapat menolong warga yang membutuhkan.

Gunakan JakAmbulans dengan Bijak


Smartcitizen, seperti yang sudah kamu tahu dari cerita di atas bahwa untuk membantu kesigapan warga dalam kondisi gawat darurat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Jakarta Smart City dan Dinas Kesehatan mengembangkan fitur JakAmbulans di aplikasi JAKI. Fitur ini dikembangkan untuk memudahkan warga dalam mendapatkan layanan Ambulans Gawat Darurat (AGD) dengan seefektif mungkin. 


Berikut langkah-langkah mudah untuk mengakses dan memanfaatkan fitur JakAmbulans:


  1. Buka Aplikasi JAKI.

  2. Pilih menu “JakAmbulans”.

  3. Masukkan nomor handphone-mu untuk mendapatkan panggilan konfirmasi dari petugas AGD Dinkes DKI Jakarta. 

  4. Tekan dan tahan tombol darurat selama 3 detik.

  5. Tunggu petugas AGD menghubungimu.


Cukup dengan menekan tombol darurat, kondisi gawat darurat di sekitarmu bisa segera ditindaklanjuti oleh petugas AGD yang siap melayani. 


Para petugas AGD di lapangan sudah berjuang seoptimal mungkin, supaya layanan ambulans dapat diperoleh warga yang membutuhkan. Kendala dan suka duka yang dihadapi petugas kian meneguhkan mereka untuk selalu siap membantu warga DKI Jakarta. Oleh karena itu, yuk kita gunakan fitur ini dengan bijak dan sebaik-baiknya. Unduh JAKI di App Store dan Google Play Store, lalu bantu beri tahu orang-orang di sekitarmu tentang fitur JakAmbulans. Semakin banyak yang tahu tentang JakAmbulans, berarti kian banyak warga Jakarta yang dapat memanggil ambulans untuk kondisi gawat darurat secara lebih mudah, hanya dengan satu sentuhan tombol darurat. 
Pemanfaatan Teknologi

Bagikan :


Penulis

Siti Sarah S.

A content writer for Jakarta Smart City who loves engaging in meaningful works that makes a good impact for society even in a simple and subtle way. She is also a linguistics enthusiast and an avid reader who loves prose and poetry. Say hi to her on Twitter and IG: @sarafizaa or email to sitisarahs.11c@gmail.com

Artikel Terkait

Jakarta Tarik Rem Darurat: Kenapa PSBB Dilaksanakan Kembali?

18 September 2020

Tanggap Corona: Dinkes DKI Jakarta Punya Posko Covid-19 di Command Center

16 Maret 2020

JakAPD: Sistem Canggih untuk Penegakan Aturan PSBB

22 September 2020

Cara Gampang Cek Kebijakan PPKM Terbaru

21 Februari 2022

Kisah di Balik Pengembangan Fitur Pendaftaran Vaksinasi Jakarta

06 Agustus 2021