Smartcitizen mungkin sudah mendengar berbagai berita dari segala penjuru dunia, tentang bagaimana kondisi lingkungan membaik dan polusi udara sedunia berkurang sejak pandemi Covid-19. Aktivitas manusia relatif berhenti serentak, karena orang-orang mengurung diri di rumah masing-masing dalam rangka penjarakan sosial. Dengan fakta ini, tak bisa disangkal lagi bahwa aktivitas manusialah yang menjadi faktor besar terhadap kerusakan lingkungan. Dalam kondisi seperti sekarang, mungkin kita bisa mengambil waktu untuk menatap cermin dan mengintrospeksi diri. Kegiatan apa saja yang sudah biasa kita lakukan sehari-hari yang sebenarnya berdampak buruk kepada lingkungan?
Karena manusia yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan, maka manusia pulalah yang harus bertanggung jawab mencari solusinya. Menurut sebuah studi yang diterbitkan Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), pengurangan intervensi manusia terhadap alam bahkan dapat mencegah pandemi masa depan. Studi ini merekomendasikan aksi-aksi besar seperti menurunkan aktivitas penggundulan hutan dan perluasan lahan pertanian, untuk mengurangi kontak dengan hewan liar yang mungkin membawa virus berbahaya bagi manusia. Namun, tindakan-tindakan yang terkesan kecil pun bisa efektif dalam menjaga lingkungan, jika diterapkan oleh banyak orang. Berikut sejumlah tips sederhana yang bisa kamu jalankan sebagai individu atau keluarga dari rumah, atau selama beraktivitas pada masa pandemi.
Masker dan Hand Sanitizer, Perlengkapan Esensial di Kala Masa Transisi
Smartcitizen tentunya mengenakan masker dan membawa hand sanitizer ketika sedang beraktivitas di luar. Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, serta mencuci tangan secara rutin sangatlah penting untuk menjaga kesehatan pribadi serta orang lain. Namun jenis masker dan hand sanitizer yang digunakan juga penting untuk memelihara lingkungan.
Menggunakan masker bedah tidak disarankan, bukan hanya karena itu merupakan perlengkapan yang diprioritaskan untuk petugas kesehatan, tapi juga karena masker bedah bersifat sekali pakai sehingga akan memperbanyak jumlah sampah. Gunakanlah masker kain berlapis tiga yang sudah dijamin aman serta bisa dicuci dan digunakan berkali-kali. Sama halnya dengan hand sanitizer. Botol-botol plastik kecil akan menambah limbah plastik ketika dibuang. Jadi belilah jenis botol hand sanitizer yang lebih besar atau model refill yang bisa diisi kembali.
Kurangi Penggunaan Plastik
Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 142/Tahun 2019, penggunaan kantong plastik telah dilarang di Jakarta sejak 1 Juli 2020. Pusat perbelanjaan, toko swalayan, pasar, pedagang, serta pembeli diimbau untuk menggantikan kantong plastik dengan kantong belanja ramah lingkungan (KBRL) yang terbuat dari kain dan dapat digunakan kembali. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, peraturan ini ditetapkan demi mengurangi pencemaran lingkungan di Jakarta.
Smartcitizen pun bisa ikut serta dalam pengurangan penggunaan plastik di rumah dan saat beraktivitas sehari-hari. Selain menggunakan KBRL yang dapat digunakan berulang kali, kamu juga bisa berhenti menggunakan air mineral berkemasan botol plastik, lalu menggantikannya dengan botol minum yang bisa dicuci dan diisi kembali.
Gerakan anti-botol plastik ini juga berlaku dengan produk lain. Saat berbelanja, mulailah memilih produk yang berkemasan kotak kardus atau kertas dan jauhi produk berkemasan plastik. Daripada menggunakan sabun cair berbotol plastik, gunakanlah sabun batangan. Gantikan sedotan plastik dengan sedotan non plastik yang bisa digunakan kembali. Masih banyak lagi cara mengurangi limbah plastik yang Smartcitizen dapat telusuri dan pelajari lebih lanjut.
Budayakan Bersepeda dan Berjalan Kaki
Bagi Smartcitizen yang harus keluar rumah selama masa pandemi karena pekerjaan atau belanja kebutuhan pokok sehari-hari, kurangilah menggunakan kendaraan bermotor. Biasakan bersepeda atau berjalan kaki, sebab terbukti bermanfaat walaupun hanya 30 menit sehari.
Berjalan dan bersepeda bisa menjaga kesehatan jasmani maupun mental, meningkatkan daya tahan tubuh, serta membantu menurunkan berat badan. Tak hanya bermanfaat untuk kebugaran pribadi, bersepeda dan berjalan kaki juga berguna bagi lingkungan. Keduanya tidak menggunakan bensin serta tidak mengeluarkan emisi gas yang membuat polusi udara.
Di Jakarta, sejumlah peraturan yang mengutamakan pengendara sepeda dan pejalan kaki pun sudah ditetapkan Dinas Perhubungan. Jalur sepeda serta trotoar ditingkatkan. Pusat usaha pun diminta untuk menyisihkan 10% dari kapasitas tempat parkirnya sebagai lokasi parkir khusus sepeda, selain menyediakan shower untuk para pengendara sepeda. Dengan segala fasilitas dan kemudahan yang sudah diberikan, sekarang bisa jadi waktu terbaik untuk mulai membiasakan bersepeda dan berjalan kaki.
Jangan Lupa Cabut Perangkat Elektronik
Tahukah kamu bahwa perangkat elektronik seperti komputer dan televisi masih memakan tenaga listrik walaupun dalam keadaan mati? Penggunaan perangkat elektronik mengeluarkan emisi karbon yang bisa berbahaya terhadap lingkungan. Kamu bisa mengurangi dampak ini dengan mengingatkan diri untuk mencabut kabel perangkat elektronikmu saat tidak digunakan.
Mengurangi penggunaan perangkat elektronik secara umum juga bisa sangat membantu. Kalau kamu bisa memilih antara menggunakan laptop atau komputer, pilihlah laptop. Tenaga listrik yang digunakan oleh laptop jauh lebih kecil dibanding komputer, sebab laptop bisa berfungsi menggunakan baterai dan tidak harus selalu terhubung dengan kabel listrik.
Bagi kamu yang sedang belajar atau bekerja dari rumah dan sering menghabiskan waktu luang dengan streaming video atau film, coba mulai mencabut kabel dan gantikan kebiasaan ini dengan alternatif lain. Selagi banyak waktu luang di rumah, kenapa tidak mulai membaca? Jika ada buku tebal yang selama ini ingin kamu buka tapi tidak ada waktu karena sibuk, mulailah membacanya sekarang. Selain memperluas wawasan, alternatif ini juga akan mengurangi pemakaian listrik di rumahmu.
Hemat Pemakaian Air di Rumah
Karena lebih sering di rumah, pemakaian air pasti akan lebih tinggi daripada biasanya. Oleh karena itu, kita perlu lebih memperhatikan jumlah pemakaian air sehari-hari. Pemakaian air yang berlebihan bisa menyebabkan polusi di sungai dan laut, di samping meningkatkan emisi gas rumah kaca yang terkait dengan pengolahan serta distribusi air.
Ada banyak tindakan sederhana yang bisa diterapkan untuk menghemat pemakaian air, seperti mematikan keran saat sedang menyikat gigi maupun selagi mencuci tangan dengan sabun. Mempersingkat waktu mandi juga penting, karena mandi dengan shower selama empat menit saja sudah menghabiskan 20-40 galon air. Kamu bisa menggunakan timer untuk membatasi waktu mandimu.
Jika rumahmu memiliki water heater atau sistem pemanas air, mungkin kamu sering menyalakan shower atau keran dan menunggu beberapa menit sampai air mulai panas. Selama kamu menunggu, letakkan ember atau mangkuk di bawah air yang mengalir agar tidak boros. Air yang ditampung bisa kamu gunakan untuk keperluan lain, seperti membersihkan sayuran, menyiram tanaman, atau mencuci kendaraan. Kamu juga lebih baik menggunakan ember berisi air dan sabun daripada menggunakan selang ketika mencuci kendaraan,
Ada banyak sekali cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan ibu kota. Walaupun dunia sedang dilanda pandemi, tidak berarti kita berhenti merawat alam. Dengan menerapkan tips-tips di atas, lingkungan Jakarta akan tetap sehat dan warganya pun bugar. Smartcitizen, ayolah bahu-membahu membangun dunia dan masa depan yang lebih baik.