Pada 4 Juli 2021, berdasarkan data yang dihimpun di corona.jakarta.go.id, penambahan kasus baru di Jakarta menyentuh angka 4.611 per hari. Tak hanya itu, kasus Covid-19 yang ditemukan pada anak-anak juga menunjukkan angka signifikan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa 11-12% dari keseluruhan total kasus Covid-19 di Indonesia terjadi pada anak-anak. Itu berarti, ada ribuan anak yang meninggal setiap minggunya.
Kasus yang kembali menanjak membuat pemerintah harus mengeluarkan regulasi untuk mengontrol efek yang ditimbulkan. Pemerintah dan pihak-pihak lain masih terus mengupayakan vaksinasi untuk semua golongan. Masyarakat diminta lebih awas lagi ketika beraktivitas di luar rumah, seperti menggunakan masker dua lapis untuk proteksi diri yang lebih tinggi.
Namun, karena yang kita hadapi ini merupakan hal yang tak kasat mata berupa virus, usaha perlindungan diri kita masih berpotensi ditembus pertahanannya. Maka, usaha terbaik yang bisa kita lakukan adalah memperketat protokol kesehatan, ikut vaksinasi, dan berdoa. Tapi, apa yang bisa dilakukan bila ternyata harus menjalani isolasi mandiri?
Kapan Harus Melakukan Isolasi Mandiri?
Jika kamu telah merasakan gejala-gejala Covid-19 seperti batuk, kehilangan daya penciuman (anosmia), atau demam, segera lakukan isolasi mandiri dan jadwalkan dirimu untuk tes PCR di fasilitas kesehatan terdekat. Seseorang juga wajib melakukan isolasi mandiri jika sempat berkontak erat dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19. Individu yang terinfeksi virus Corona dan tidak memiliki gejala wajib lapor ke Puskesmas sesuai domisili, agar diarahkan ke lokasi isolasi terkendali yang tersedia.
Umumnya, isolasi mandiri berlangsung selama 10-14 hari sejak seseorang terkonfirmasi positif. Namun, bila gejala yang dirasakan tidak berkurang atau membaik, maka isolasi mandiri bisa lebih panjang durasinya. Saat menjalani isolasi mandiri, selalu gunakan masker di dalam rumah, jangan berkontak fisik dengan orang lain, dan pisahkan peralatan pribadi dengan milik orang lain. Lalu, pastikan suplai obat-obatan pribadi, masker, hand sanitizer, serta disinfektan cukup. Agar sirkulasi udara di ruangan baik, jangan lupa untuk membuka jendela setiap pagi. Terakhir, pantau selalu kondisi kesehatanmu. Cari tahu apakah gejala yang kamu rasakan membaik atau tidak.
[Tanya Jawab Bersama dr. Verry: Yang Harus Dilakukan Jika Kerabatmu Positif Covid-19]
Berikan Kabar Bila Sempat Kontak Erat dengan Orang Lain
Bila sebelumnya kamu pernah berinteraksi dengan orang-orang secara langsung, segera kabari mereka bahwa kamu harus isolasi mandiri. Hal ini penting, agar mereka bisa mempersiapkan diri lebih jauh, misalnya menjalani tes PCR. Ingat ya, penyakit adalah musibah yang bisa menimpa siapapun, walau kita sudah berusaha sebaik mungkin. Jadi, jangan ditutup-tutupi. Dengan mengabari orang yang kontak erat dengan kita, kita bisa menghentikan penularan virus lebih luas.
Lakukan Teknik Proning Bila Kesulitan Bernapas
Bila kamu sedang menjalani isolasi mandiri dan tiba-tiba merasa sulit bernapas, lakukan teknik proning atau tengkurap. Teknik proning bisa membantu memberikan kenyamanan bernapas dan teknik ini sudah diterima secara medis.
Cara Melakukan Proning
Siapkan empat sampai lima bantal
Ubah posisi tubuh secara teratur, lebih baik tak lebih dari 30 menit per posisi
30 menit - 2 jam : tubuh tengkurap
30 menit - 2 jam : tubuh berbaring menghadap ke kanan
30 menit - 2 jam : duduk
30 menit - 2 jam : tubuh berbaring menghadap ke kiri
Kembali ke posisi tengkurap
Sumber: Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India
Peletakan bantal dapat dilakukan seperti berikut:
Letakkan satu bantal di bawah leher
Satu atau dua bantal di bawah dada sampai menyentuh paha bagian atas
Dua bantal di bawah area tulang kering
Pedoman Isolasi Mandiri untuk Anak-Anak
Hasil publikasi Eijkman Institute menunjukkan, sebanyak 67,3% anak-anak yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia tidak bergejala. Hal ini harus mendapat perhatian khusus dan wajib diwaspadai, apalagi dengan merebaknya varian Delta yang lebih menular dibanding varian sebelumnya. Simak panduan isolasi mandiri untuk anak-anak yang disosialisasikan oleh (IDAI).
Sediakan Alat-Alat Berikut di Rumah
Termometer
Oximeter, untuk mengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi.
Obat yang Perlu Disiapkan
Obat demam
Vitamin C dengan aturan dosis:
1-3 tahun : maksimal 400mg/hari
4-8 tahun : 600mg/hari
9-13 tahun : maksimal 1200mg/hari
14-18 tahun : maksimal 1800mg/hari
Vitamin D3 dengan aturan dosis:
<3 tahun : 400U/hari
Anak : 1000U/hari
Remaja : 2000U/hari
Remaja obesitas: 5000U/hari
Zink dengan dosis 20mg/hari selama 14 hari
Protokol Isolasi Mandiri di Rumah untuk Anak
Periksa suhu tubuh anak tiap pagi dan sore
Periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi
Pantau laju napas pada anak. Laju napas menunjukkan tanda bahaya apabila:
Usia >2 bulan : ≥60 kali/menit
2-11 bulan : ≥50 kali/menit
1-5 tahun : ≥40 kali/menit
>5 tahun : ≥30 kali/menit
Tetap di rumah
Gunakan masker dan pelindung mata bila memungkinkan saat berdekatan dengan anak. Penggunaan masker dianjurkan untuk anak usia dua tahun ke atas atau yang sudah bisa memakai dan melepas masker sendiri. Orang tua bisa memastikan masker digunakan dengan benar dan berikan “istirahat masker” untuk si kecil bila berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari orang lain. Masker tidak perlu digunakan saat anak sedang tidur
Jaga jarak
Cuci tangan
Cara mencuci tangan yang benar
8. Menerapkan etika batuk, yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan atas bagian dalam
Kapan Anak Harus Segera Dibawa ke Rumah Sakit?
Bawa anak ke rumah sakit bila menunjukkan gejala-gejala berikut:
Anak banyak tidur
Napas cepat
Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis
Saturasi oksigen kurang dari 95%
Mata merah, ruam, leher bengkak
Demam lebih dari tujuh hari
Kejang
Tidak bisa makan dan minum
Mata cekung
Buang air kecil berkurang
Terjadi penurunan kesadaran
Simpan Nomor-nomor Telepon Penting
Ini penting dilakukan untuk berjaga-jaga saat kamu membutuhkan bantuan cepat. Nomor-nomor telepon penting yang harus kamu simpan antara lain hotline Posko Kesehatan Dinas Kesehatan (112 dan 081 112 112 112), hotline Puskesmas domisili, dan penanggung jawab lokasi isolasi terkendali. Jangan lupa juga untuk menyimpan nomor telepon Ketua RT, tetangga, serta keluarga terdekat.
Dilarang Bepergian ke Tempat Umum
Saat isolasi mandiri, bepergian ke tempat umum adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Maka, jika kamu membutuhkan sesuatu dari luar, pesanlah melalui layanan pesan antar online. Kamu juga bisa meminta tolong orang terdekat yang sehat untuk membantumu. Hubungi mereka melalui telepon untuk menghindari kontak langsung. Kemudian, saat hendak menerima barang yang kamu minta tadi, mintalah mereka untuk meletakkannya di dekat pagar atau pintu rumah. Sediakan kotak atau wadah khusus terlebih dahulu untuk memudahkan mereka meletakkan barang. Terakhir, sebelum dibawa ke dalam ruangan, jangan lupa semprotkan disinfektan ke barang tersebut supaya steril, ya!
Apa yang Bisa Dilakukan Saat Isolasi Mandiri?
Tadi kita sudah membahas hal-hal terkait prosedur saat isolasi mandiri. Sekarang mari bergeser ke topik yang lebih ringan: ngapain aja ya, selama isolasi mandiri?
Menelepon Teman atau Keluarga
Berikan kabar bahwa kamu sedang isolasi mandiri tidak boleh keluar rumah. Yup, pada masa seperti ini, bukan hal yang aneh jika kamu merasa ingin mendapat dukungan dari orang-orang yang kamu sayang. Mendengar ucapan penyemangat bisa jadi bahan bakar supaya lebih sabar menjalani isolasi mandiri.
Melakukan Kegiatan yang Menghibur
Stres rentan dirasakan mereka yang harus menjalani isolasi mandiri. Jadi, kita harus pintar-pintar menata perasaan dan kondisi mental agar lebih tenang menjalani isolasi mandiri. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain menonton serial yang alur ceritanya ringan dan menghibur, membaca buku-buku yang belum sempat dibaca, atau menulis tentang hal-hal yang disenangi.
Rutin Membersihkan Ruangan
Selain wajib memperhatikan sirkulasi udara, pasien isolasi mandiri harus rutin membersihkan ruangan tempat ia tinggal. Berhari-hari di dalam suatu ruangan bisa membuat ruangan terasa sumpek dan cepat kotor. Mulai dengan menyapu, membersihkan barang-barang dengan disinfektan, lalu mengepel. Ruangan yang wangi dan bersih tentu akan membuat perasaan kita lebih rileks serta senang.
Kapan Isolasi Mandiri Dianggap Selesai?
Kamu dianggap sudah selesai menjalani isolasi mandiri apabila:
Isolasi mandiri sudah dijalankan sesuai durasi yang ditentukan oleh tenaga kesehatan.
Pasien isolasi mandiri tidak perlu menjalani pemeriksaan RT-PCR ulang.
Mendapat surat keterangan selesai isolasi dari petugas kesehatan.
Tak ada yang lebih paham tentang perasaan tubuhmu selain kamu sendiri. Jadi, selalu komunikasikan hal tersebut kepada tenaga kesehatan ketika kontrol atau saat pemeriksaan.
Tetaplah tenang ketika harus menjalani isolasi mandiri. Fokuslah untuk segera pulih dengan mengonsumsi makanan bergizi, obat, serta vitamin. Ketika sudah pulih nanti, jangan lupa lakukan konsultasi untuk langkah pemulihan selanjutnya dan tanyakan kapan kamu bisa mendapatkan dosis vaksin Covid-19.
Nah, kalau sudah boleh divaksin nanti, jangan lupa daftarkan dirimu, ya! Biar lebih gampang, daftarkan dirimu lewat JAKI yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Semoga pandemi segera berakhir dan semuanya segera pulih!