LAYANAN DARURAT COVID-19
112
0813 8837 6955

Beranda > Artikel > Melatih Mindfulness di Tengah Pandemi

Melatih Mindfulness di Tengah Pandemi

Syora Alya Eka Putri

04 Maret 2022

Apa yang terlintas dalam pikiranmu saat merayakan tahun baru? Ya, biasanya identik dengan keramaian dan acara yang meriah. Namun, berbeda dengan pemeluk Hindu yang merayakan tahun baru dalam suasana hening dan penuh ketenangan. Kita mengenalnya sebagai Hari Raya Nyepi yang diperingati dengan berpuasa dan meditasi, pada setiap tahun baru Saka. Kegiatan yang dilakukan saat Nyepi ini juga bermanfaat lho bagi kita untuk menjaga diri agar tetap tenang, apalagi di tengah kondisi pandemi yang serba enggak pasti. Lalu, bagaimana caranya? Jawabannya akan dibahas dalam artikel ini. 


Mempraktikkan Mindfulness

Sumber: Ekrut.com


Dalam situasi pandemi, sering kali diri rasanya rentan mengalami overthinking, menjadi lebih sensitif dan emosional, rasa lelah berkepanjangan, perubahan pola makan atau tidur, dan merasa kesepian. Masalah ini membuat mental kita kelelahan dan merasa cemas terhadap apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Oleh karena itu, kita perlu melakukan kegiatan untuk menjaga kesehatan mental, salah satunya dengan mindfulness. Kamu mungkin bertanya, apa itu mindfulness?


Mindfulness (kesadaran penuh) merupakan suatu kondisi untuk memfokuskan diri pada situasi saat ini, dengan mengamati pikiran dan perasaan tanpa menilainya baik atau buruk. Praktik mindfulness menjadi terapi psikologi pada sekitar 1970-an yang diperkenalkan oleh Jon Kabat-Zinn. Praktik ini berasal dari ajaran Hindu dan Buddha untuk lebih sadar serta tetap berada pada kondisi kini. 


Meskipun berkesan cukup melekat dengan agama tertentu, praktik ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa pun karena bermanfaat. Manfaatnya dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi, sekaligus menjadi coping strategy atau kemampuan menghadapi kondisi isolasi seperti yang dirasakan saat pandemi. Selain itu, menurut Kabat-Zinn, praktik ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan dalam kehidupan serta menjaga kesehatan fisik. 


Nah, di tengah suasana Nyepi, rasanya pas banget untuk mencoba mindfulness. Menurut praktisi mindfulness, Adjie Santosoputro, orang yang tidak merayakan Nyepi pun membutuhkan menepi, dalam hal ini untuk menjedakan pikiran. Lalu, bagaimana sih caranya latihan mindfulness?

Hal-hal yang Bisa Dilakukan Agar Mindful


Sumber: ABC Australia


Praktik mindfulnessini memiliki dua fokus utama, yaitu penerimaan dan kesadaran. Pertama, penerimaan adalah mengamati dan menerima hal-hal yang terjadi dalam hidup. Misalnya, menerima jika saat ini harus tetap berada dalam rumah karena virus Corona sedang tinggi kasusnya. Kedua, kesadaran adalah fokus pada perhatian saat ini. Contohnya, apabila sedang makan, kamu perlu fokus untuk menikmati makanan, tidak memikirkan apa yang dikerjakan selanjutnya atau makan sembari scrolling linimasa dalam media sosial. 


Nah, sekilas mungkin kelihatan cukup sulit buat mempraktikannya. Tapi, tenang saja, kamu bisa melakukan beberapa kegiatan ini untuk melatih dirimu supaya bisa lebih mindful


Meditasi

Kegiatan pertama yang dapat kamu lakukan adalah meditasi. Meditasi bertujuan untuk memusatkan pikiran dan perasaan dengan konsentrasi tinggi. Jadi kamu bisa melakukannya sewaktu senggang atau sebelum melakukan aktivitas pada siang hari. Intinya, menentukan waktu terbaik untuk bermeditasi akan bergantung kepada individunya masing-masing. 


Praktik meditasi bisa dilakukan di mana saja, seperti saat sedang duduk santai selama 10-20 menit. Kamu bisa mengatur posisi duduk yang nyaman, berkonsentrasi mengamati pikiran, melatih pernafasan dengan ritme tertentu, dan merasakan apa yang tubuh rasakan saat mata terpejam. 


Jika kamu bukan tipikal yang suka duduk berlama-lama, mungkin kamu bisa melakukan meditasi dengan fokus seperti kegiatan berkebun atau jalan-jalan menikmati alam. Dengan kegiatan ini, kamu bisa membiarkan pikiran leluasa untuk berkelana dan lebih lepas. 


Makan dengan Penuh Kesadaran

Selanjutnya, kegiatan yang bisa dilakukan untuk melatih mindfulness adalah makan. Praktiknya sendiri, kamu bisa mencoba fokus pada rasa makanan, melatih pernafasan saat makan, merasakan bagaimana tubuh kamu saat menikmati makanan apakah sedang lapar atau hampir kenyang, dan makanlah di ruang yang tenang tanpa televisi atau ponsel pintarmu. Dari sini, kamu akan merasakan bagaimana bisa terkoneksi dengan tubuhmu selagi makan. 


Olahraga

Selain makan, kamu juga bisa mempraktikkan mindfulness saat sedang berolahraga. Kamu bisa memilih olahraga yang cukup ringan, seperti jalan kaki. Saat berjalan kaki, kamu akan memusatkan pikiran dan fokus pada napas. Kamu bisa memilih berjalan kaki di tempat yang bisa membuatmu lebih rileks, melepaskan pikiran, serta mengamati keadaan jalan atau cuaca sekitar. Kamu tak perlu tergesa-gesa berjalan kaki. Kamu dapat mengambil napas panjang atau berhenti sejenak. 


Pilihan lainnya untuk melakukan mindfulness bisa melalui yoga. Yoga merupakan olahraga tubuh yang berfokus melatih pernapasan. Untuk berlatih sendiri, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu tentang jenis yoga yang disukai, atau bisa memilih dari yang paling mudah. Kalaupun merasa sulit melakukannya sendiri, kamu bisa mencari instruktur agar tahu posisi yoga yang pas untuk pemula. 


Meminimalkan Penggunaan Gawai


Terakhir, yang dapat membuat kamu belajar lebih mindful adalah meminimalkan atau mengurangi penggunaan gawai dan terkoneksi dengan internet, atau biasa disebut digital detox. Hal ini untuk mengurangi tingkat stres karena terhubung selama 24 jam penuh, mudah terdistraksi, rawan membandingkan diri dengan orang lain, dan takut ketinggalan (fear of missing out). Sebelum melaksanakannya, kamu bisa memberi kabar kepada orang-orang terdekat dan teman-teman lainnya jika akan melakukan detoks ini. 


Nah, menurut Cal Newport, praktiknya cukup sederhana, yaitu dengan melakukan beberapa hal di bawah ini. 

  • Mengurangi beberapa aplikasi yang tidak memberikan manfaat bagi kehidupan. Misalnya, memilih media sosial yang sering digunakan dan menghapus pemasangan aplikasi yang paling jarang digunakan olehmu. 

  • Mengganti aktivitas dalam media sosial dengan kegiatan lain, misalnya membaca buku, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Ya, kegiatan ini bertujuan untuk menjauhkan diri kamu dengan gawai dan notifikasi media sosial. 

  • Identifikasi diri dengan mencari tahu apa yang diri kita ingin lakukan dan memberi jeda kepada diri untuk mengamati bagaimana relasi terjalin dengan orang lain. Kamu bisa mencatatnya melalui sebuah jurnal. 



Dari penjelasan mengenai cara untuk mempraktikkan mindfulness, kamu bisa mulai belajar untuk menikmati keheningan, seperti yang dilakukan saat Nyepi. Praktik mindfulness ini juga dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun, untuk membuat diri kamu lebih tenang dalam menghadapi situasi pandemi ini. Selain itu, kamu juga punya ruang untuk berkreasi dan mengenali diri sendiri serta menikmati hidup dengan kebahagiaan kecil. Karena dari mindfulness, kamu bisa belajar mengamati pikiran dan mengenali apa yang kamu rasakan. Jadi, coba yuk praktikkan mindfulness agar lebih sehat dan kuat secara mental selama pandemi. 

Tips

Bagikan :


Penulis

Syora Alya Eka Putri

Seorang content writer di Jakarta Smart City yang sedang menempuh pendidikan Magister Kebijakan Pembangunan Sosial di Universitas Indonesia.

Artikel Terkait

Jakarta Tarik Rem Darurat: Kenapa PSBB Dilaksanakan Kembali?

18 September 2020

Fitur-Fitur JAKI Selama Masa Pandemi

28 Juli 2021

Cari Tahu Tiga Level Risiko Hasil Tes CLM

28 Juli 2020

Belajar Bersama Jakarta: Fasilitasi Riset Covid-19 di Jakarta

09 Juli 2020

Arti di Balik Warna Status Vaksinasi di JAKI

14 Juli 2021