Kemunculan varian baru Covid-19 membuat siapa saja menjadi lebih waspada. Apalagi tingkat penyebaran varian Omicron lebih cepat dibandingkan dengan varian lainnya. Oleh karena itu, ada jalan yang perlu ditempuh untuk memperkuat pertahanan tubuh terhadap varian Omicron, yaitu melalui vaksin dosis ketiga atau booster. Vaksinasi booster ini telah dilakukan mulai awal Januari 2022 dan bisa diikuti oleh masyarakat yang telah mendapatkan vaksin dosis kedua setelah tiga bulan. Lantas, mengapa kita harus mendapat vaksin booster? Seberapa ampuh memberikan perlindungan terhadap Covid-19? Simak bahasannya di sini.
Vaksin Booster Beri Perlindungan Makin Kuat
Ada beberapa jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi dosis primer (dua dosis), seperti Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer. Nah, beberapa vaksin yang tersedia ini memiliki tingkat keampuhan (efikasi) yang beragam, berdasarkan uji klinis Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Tingkat efikasi Sinovac sebesar 65,3%, AstraZeneca 62,1%, Sinopharm 78%, Moderna 94,1% pada usia 18-65 tahun, dan Pfizer 95,5% pada usia 16 tahun ke atas. Namun, efikasi vaksin ini juga menurun setelah enam bulan. CDC (Central of Disease Control and Prevention atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat mengungkapkan, efektivitas dua dosis vaksin akan menurun menjadi 57 persen setelah enam bulan, yang artinya perlindungannya menjadi menurun juga.
Agar kerja vaksin kembali maksimal, vaksinasi dosis ketiga atau booster pun perlu dilakukan. Berdasarkan kebijakan pemerintah, vaksinasi booster diberikan dengan model kombinasi vaksin (heterolog) untuk programbooster. Maksudnya, pemberian vaksin booster diberikan berbeda dengan jenis vaksin primer. Misalnya, bagi yang mendapatkan vaksin Sinovac sebagai vaksin primernya, akan mendapatkan vaksin AstraZeneca atau Pfizer. Atau bagi yang mendapat vaksin AstraZeneca sebagai vaksin primernya, akan mendapatkan vaksin Moderna. Masing-masing vaksin booster ini hanya diberikan setengah dosis. Model vaksinasi booster tersebut sesuai anjuran WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia). Selain kombinasi, ada juga model vaksinasi booster yang menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer. Namun, aturan ini menyesuaikan kebijakan yang diterapkan oleh masing-masing negara.
Meskipun hanya setengah dosis, vaksin booster ini cukup ampuh sebagai perlindungan tubuh, apalagi terhadap Omicron. Bila dihitung dalam angka, vaksin booster bisa memberikan perlindungan sebesar 80-85,9% dari sakit parah yang ditimbulkan oleh Omicron. Sebagai contoh, kasus yang diungkapkan CDC bahwa vaksin booster efektif 82% untuk mencegah masuk ke pelayanan kesehatan gawat darurat. Sedangkan bagi yang hanya vaksin dua kali cuma mampu mencegah sebesar 38%. Hal ini menunjukkan, vaksin booster memberikan perlindungan lebih kuat dibandingkan dengan hanya vaksin primer saja.
Begitu pula hasil studi yang dilakukan di Jepang, vaksin booster juga efektif untuk mencegah risiko dari varian Omicron. Karena vaksin booster membentuk antibodi yang mampu melawan varian tersebut. Selain itu, ada temuan di Inggris bahwa vaksin primer hanya mampu mencegah dari risiko kematian akibat Covid-19 sebesar 60% pada usia 50 tahun ke atas. Namun, ketika mendapat vaksin booster, setelah dua minggu, pencegahannya meningkat menjadi 95%. Angka tersebut menunjukkan, vaksin booster efektif digunakan untuk melindungi dari risiko berat yang ditimbulkan Covid-19.
Hal-Hal Yang Perlu Kamu Lakukan Usai Booster
Meskipun vaksin booster efektif untuk mencegah varian Omicron, kamu pun tak boleh abai. Sebab, ada efek samping ringan dari vaksin yang akan dirasakan, seperti pusing, lelah, demam, atau pegal di lengan. Namun, ada juga beberapa orang yang tidak mengalami efek samping seperti ini. Nah, karena itu, setelah mendapatkan vaksin, kita disarankan oleh tenaga kesehatan untuk tidak tidur larut malam (begadang), minum kafein atau minuman berenergi untuk menghindari tingginya detak jantung, serta mengonsumsi makanan yang bergizi. Begitu pula dengan persiapan diri sebelum vaksinasi. Pastikan kamu mengonsumsi makanan yang sehat, tidur cukup, tidak berolahraga berat, dan menyiapkan obat penurun nyeri.
Selain itu, penting juga untuk diingat bahwa vaksin dapat mencegah kamu menderita sakit parah apabila terinfeksi Covid-19. Hal ini mengingat masih ada virus Corona yang menyebar, sehingga tubuh pun memerlukan waktu untuk membentuk antibodi melawan Covid-19. Lalu, apa yang bisa dilakukan agar perlindungan jadi lebih maksimal? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 meskipun sudah divaksinasi, yaitu:
Tetap menjauhi kerumunan dan menjaga jarak.
Menggunakan masker yang menutupi hidung serta mulut.
Pilih ruangan yang terbuka. Apabila beraktivitas dalam ruangan, pastikan ventilasi udaranya cukup bersih.
Mencuci tangan.
Intinya, apa beda vaksin primer yang ditambah lagi vaksin booster? Jawabnya, perlindungan terhadap infeksi Covid-19 semakin kuat. Hal tersebut mengingat tingkat keampuhan yang menurun setelah enam bulan. Namun, setelah mendapatkan vaksin booster, kamu tetap perlu mematuhi protokol kesehatan 6M, istirahat yang cukup, dan konsumsi makanan yang bergizi. Jadi, bagi yang belum mendapatkan vaksin booster, kini saatnya ikuti vaksinasi. Cara daftarnya gampang banget kok, tinggal buka aplikasi JAKI yang bisa diunduh melalui Google Play Store atau Apps Store.