Tahun 2020 menjadi momentum yang mengejutkan bagi orang banyak. Bagaimana tidak? Kita bukan hanya menghadapi kenyataan bahwa penyebaran virus corona terjadi begitu cepat melalui mobilitas dan interaksi manusia. Tetapi, akselerasi teknologi juga sangat dirasakan, karena berbagai kegiatan seperti bekerja, belajar, dan beribadah dilakukan secara daring.
Pandemi Covid-19 bukan hanya mendorong akselerasi transformasi digital dalam sektor keuangan. Namun, transformasi digital dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diharapkan pula dapat membantu sektor kesehatan, terutama dalam mitigasi Covid-19.
Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi dasar sistem kerja bagi pembangunan Smart City di DKI Jakarta yang dikenal sebagai Jakarta Smart City (JSC). Melalui pengoptimalan penggunaan TIK, Jakarta Smart City bertujuan untuk mengetahui, memahami, serta mengontrol sumber daya kota dengan lebih efektif dan efisien, terutama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik, menyelesaikan permasalahan kota, serta membangun kehidupan yang berkelanjutan.
Empat Prinsip Jakarta Smart City Bantu Penanggulangan Pandemi
Salah satu tujuan Jakarta Smart City adalah menyediakan solusi untuk permasalahan kota. Pandemi Covid-19 telah menjadi isu global, tak terkecuali bagi Jakarta. Berdasarkan hasil riset Katadata Insight Center (KIC), DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang masyarakatnya paling rentan terpapar Covid-19. Hal ini karena mobilitas penduduk yang tinggi di Jakarta.
Dalam kondisi ini, Jakarta Smart City telah melakukan mitigasi dan penanganan Covid-19 melalui pengoptimalan TIK yang diwujudkan ke dalam empat prinsip, yakni Mobile First, System and Data-Driven Technology, Digital Xperience, dan Smart Collaboration.
Mobile First, Akses Data dan Informasi Covid-19 Melalui Satu Genggaman
Hampir semua orang tidak bisa terlepas dari Smartphone. Kini, prinsip mobile first sangat erat kaitannya dengan smartphone yang menjadi salah satu barang terpenting dalam keseharian hidup kita, sehingga selalu dibawa ke mana-mana. Oleh karena itu, Jakarta Smart City mengembangkan aplikasi JAKI (Jakarta Kini) sebagai super app yang dapat mempermudah segala keperluan warga dan menyediakan solusi permasalahan di kota Jakarta.
Ketika pandemi datang, JAKI semakin memudahkan mitigasi dan penanganan Covid-19 di Jakarta melalui fitur-fiturnya. Dengan menggunakan fitur JakLapor, warga dapat melaporkan pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di lingkungan sekitarnya. Fitur Jejak membantu pengelola gedung untuk mengatur jumlah pengunjung agar tidak tercipta klaster baru. Ada juga fitur JakWifi yang memudahkan warga untuk mendapatkan akses internet gratis, sehingga mobilitas warga dapat ditekan melalui aktivitas sehari-hari secara daring.
System and Data-Driven Technology, Akses Data Covid-19 Teraktual secara Transparan
Mendapatkan data yang valid dan teraktual terkait Covid-19 sangat diperlukan bagi masyarakat. Melalui prinsip system and data-driven technology, warga Jakarta lebih mudah untuk mendapatkan data dan informasi secara transparan. System and data-driven technology membantu mengintegrasikan, menghimpun, mengolah, hingga memvisualisasi data Covid-19. Kemudahan ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat luas. Akses data yang mudah juga dapat membantu para stakeholders atau pemangku kepentingan untuk merancang dan mengambil kebijakan yang tepat dalam penanggulangan Covid-19.
Website corona.jakarta.go.id merupakan produk konkret dari prinsip system and data-driven technology. Melalui website ini, kita dapat mengecek perkembangan jumlah kasus Covid-19, memonitor peta persebaran kasus, mengecek ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan, sampai memonitor distribusi bantuan sosial.
Digital Xperience, Penanganan Covid-19 melalui Peningkatan Literasi Digital
Perkembangan teknologi dan transformasi digital tentunya harus dibarengi dengan literasi digital yang semakin tinggi. Oleh karena itu, Jakarta Smart City berkolaborasi dengan banyak pihak untuk meningkatkan pengetahuan terkait literasi digital di kalangan masyarakat. Salah satu produk Digital Xperience adalah Corona Likelihood Metric (CLM). Melalui fitur ini, masyarakat Jakarta dapat melakukan self-assessment untuk menguji risiko gejala Covid-19 dengan lebih cepat dan mudah, tanpa perlu bertemu secara fisik dengan dokter.
Smart Collaboration, Bangun Kolaborasi Kuat dalam Menghadapi Covid-19
Dalam upaya memaksimalkan peran pemerintah sebagai kolaborator, Jakarta Smart City bekerja sama dengan banyak startup dan akademisi sebagai co-creator. Menurut Yudhistira Nugraha selaku Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City, prinsip Smart Collaboration akan memudahkan mitigasi Covid-19 melalui tiga konsep dasar, yakni design thinking, system thinking, dan computational thinking.
Untuk menjalankan tiga konsep dasar tersebut, pemerintah memerlukan kerja sama yang kuat dengan masyarakat. Hal ini sangat vital, karena pemerintah tidak bisa sendirian dalam menanggulangi pandemi. Oleh karena itu, pemerintah memerlukan kolaborasi yang kuat dengan masyarakat selaku co-creator dalam melawan pandemi Covid-19. Sejauh ini, Pemprov DKI Jakarta sudah bekerja sama dengan banyak pihak untuk memudahkan mitigasi Covid-19, antara lain Harvard CLM Team, Cartenz, dan Nodeflux.
Teknologi memang banyak mempermudah kehidupan kita, salah satunya dalam mitigasi Covid-19 pada masa pandemi. Namun, kita tidak bisa bergantung kepada teknologi sepenuhnya. Peran aktif seluruh Smartcitizen sangat diperlukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Jakarta. Jadi, tetap terapkan protokol kesehatan 3M dan memaksimalkan penggunaan TIK melalui empat prinsip Smart City, ya!