Smartcitizen mungkin sering mendengar berita tentang beberapa varian Covid-19 yang masuk ke Indonesia. Ada varian Alpha, Beta, Delta, sampai yang terbaru, Omicron. Keempatnya termasuk varian yang menjadi perhatian (variant of concern) World Health Organization (WHO). Dari varian-varian tersebut, ada yang paling mematikan, tapi ada pula yang hanya menimbulkan gejala ringan. Namun, pernahkah kamu bertanya, mengapa ada banyak varian virus Corona dan apa saja perbedaan di antara varian-varian tersebut? Baca penjelasannya melalui artikel ini, ya.
[Baca selengkapnya mengenai varian Omicron di sini]
Perbedaan Varian Covid-19 Disebabkan Mutasi
Kemunculan beragam varian Covid-19 disebabkan adanya mutasi. Proses mutasi dapat terjadi karena respons virus terhadap perubahan lingkungan. Proses mutasi inilah yang menimbulkan varian baru dan kemunculannya dipantau para ahli dan Organisasi Kesehatan Dunia.
Beberapa varian baru memiliki tingkatan tersendiri. Ada yang termasuk dalam kategori varian yang menjadi perhatian utama (variant of concern), karena tingkat penularannya dan dampaknya cukup signifikan bagi masyarakat. Contohnya, Alpha, Beta, Delta, Gamma, dan Omicron. Selain itu, terdapat varian Covid-19 yang diprediksi bisa berdampak bagi kesehatan masyarakat (variant of interest). Varian yang tergolong kelompok ini di antaranya Lambda dan Mu. Namun, ada pula kelompok varian Covid-19 yang belum diketahui bagaimana dampak dan bentuk penyebarannya kepada manusia. Kelompok ini disebut sebagai variant under monitoring, seperti Kappa, Iota, dan Epsilon. Kehadiran varian yang beragam ini bisa berdampak pada tingkat penularannya, cara penyembuhannya, dan gejala penyakitnya. Lalu, bagaimana perbedaan setiap varian Covid-19 ini?
Macam-macam Varian Covid-19
Dari beragam varian Covid-19, beberapa di antaranya telah masuk ke Indonesia. Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan, pada Mei 2021 terdapat tiga varian Covid-19, yakni Alpha, Beta, dan Delta. Ditambah kehadiran varian baru Omicron yang masuk ke Indonesia pada Desember lalu, total ada empat varian yang telah masuk ke Indonesia. Lalu, apa saja perbedaan di antara keempat varian itu?
Perbedaan keempat varian tersebut dapat terlihat dari tempat terdeteksinya, gejalanya, dan tingkat penularannya. Keempat varian ini masuk ke Indonesia pada 2021 di beberapa wilayah. Sedangkan gejalanya hampir sama, yaitu batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan anosmia (penciuman hilang). Namun, dari keempat varian tersebut, yang berisiko terberat adalah Delta dan yang bergejala ringan Omicron. Dari sisi tingkat penularannya, Omicron tergolong varian yang paling cepat, sekitar 500% dibanding Delta. Sedangkan varian Beta belum diketahui secara pasti tingkat penularannya.
Selain keempat varian tersebut, masih ada varian Covid-19 lain yang belum masuk ke Indonesia, seperti Gamma yang ditemukan di Brazil pada 2020, Lambda yang ditemukan di Peru pada Desember 2020, dan Kappa yang ditemukan di India pada Oktober 2020.
Meskipun begitu, kita perlu mewaspadai kemunculan varian lain Covid-19. Cara pencegahan setiap varian kurang lebih sama, yaitu menaati protokol kesehatan 6M (Menggunakan masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Mengurangi tingkat mobilitas, Menjauhi makan bersama, dan Menjauhi kerumunan) serta mengikuti vaksinasi. Kedua cara ini cukup efektif untuk mengurangi tingkat penyebaran berbagai varian Covid-19.
Smartcitizen bisa berkontribusi dalam mengurangi tingkat penyebaran Covid-19, dengan melakukan vaksinasi dan tetap mengetahui perkembangan Covid-19 di Jakarta melalui JAKI. Yuk, unduh di Google Play Store atau Apple App Store.