Ketika mendengar paparan Gubernur DKI Jakarta Anies
Baswedan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi
pada 4 Juni 2020 lalu, mungkin Smartcitizen menghela nafas lega. Padahal
itu bukan berarti kita bisa kembali bepergian bebas keluar rumah,
bertemu teman-teman, dan kembali beraktivitas seperti biasa. Dua kata
kunci di sini adalah ‘Masa Transisi’, artinya kita masih dalam proses
perpindahan dari masa PSBB menuju keseharian hidup yang sehat, aman,
serta produktif. Walaupun akan dikurangi secara bertahap,
pembatasan-pembatasan masih berlaku untuk memastikan masa transisi
berjalan lancar.
Usaha-usaha yang diperbolehkan buka kembali, seperti
restoran, pertokoan, dan perkantoran, hanya boleh beroperasi dengan
kapasitas 50%. Berarti, usaha tersebut hanya menerima setengah dari
jumlah biasanya. Peraturan yang sama juga berlaku di kereta, bus, serta
taksi yang hanya berpenumpang setengah dari jumlah biasanya. Namun,
peraturan hanyalah sebagian kecil dari solusi. Sisanya bergantung pada
perilaku dan kedisiplinan kita sehari-hari sebagai warga Jakarta.
Smartcitizen harus mengambil kesempatan ini sebagai periode edukasi dan
pembiasaan untuk hidup sehat, aman, serta produktif sesuai protokol
COVID-19.
Boleh Keluar Bila Sehat, Tetap di Rumah Bila Sakit
Pada masa pandemi ini, kesehatanmu berarti kesehatan semua.
Kalau kamu merasa sehat dan bugar, boleh saja pergi keluar rumah untuk
beraktivitas. Tapi jika sedang merasa tidak enak badan, batuk, pilek,
atau flu, lebih baik berdiam di rumah dulu sampai tubuh sehat. Seperti
yang sudah diketahui, orang yang sakit lebih rentan terhadap penularan
COVID-19. Dalam kasus terburuk, kamu bisa jadi positif COVID-19 dan
belum teridentifikasi, sehingga berisiko menularkan ke orang lain. Kalau
Smartcitizen merasa mengalami gejala-gejala tertentu, kamu bisa
melakukan tes Kalkulator COVID-19 melalui fitur JakCLM di aplikasi JAKI
(bisa diunduh dari Google Play Store atau App Store).
Walaupun sedang sehat dan ingin bepergian, selalu ingat
untuk mengenakan masker. Anak-anak, ibu hamil, serta lansia juga sudah
boleh bepergian jika sehat. Namun, mereka masih dilarang untuk
berpartisipasi atau mengunjungi sebagian lokasi, seperti taman rekreasi
dan fasilitas olahraga outdoor. Sejumlah toko juga akan melaksanakan
pengecekan suhu badan sebelum kamu diperbolehkan masuk.
Jangan Berkerumun
Walaupun sebagian besar warga sudah boleh beraktivitas di
luar rumah, masih tidak disarankan untuk berpartisipasi dalam aktivitas
yang membuat kerumunan orang. Ada alasan mengapa pertokoan, taman, dan
kantor hanya diperbolehkan beroperasi dalam kapasitas 50%. Orang dalam
jumlah banyak yang berkumpul dalam ruang yang sempit memunculkan risiko
penyebaran COVID-19. Virus korona menyebar melalui droplet atau partikel
air yang keluar dari hidung dan mulut. Orang yang berjarak dekat lebih
mungkin menghirup partikel ini.
Di sinilah pentingnya memberi jarak minimal 1 meter antara
setiap orang, serta gunanya mengenakan masker. Tempat yang setengah
penuh memungkinkan ruang yang lebih besar antara orang-orang sehingga
mereka tidak berdekatan. Jika kamu melihat kerumunan orang saat sedang
di luar, lebih baik dihindari. Kamu bisa membantu dengan melaporkan
kerumunan itu melalui aplikasi JAKI atau kanal pelaporan resmi lainnya.
Etiket Bepergian
Karena pembatasan sosial sudah dikurangi, tentunya kita
perlu bepergian ke kantor atau tempat lainnya. Cara untuk bepergian yang
diprioritaskan pada saat ini adalah berjalan kaki atau bersepeda. Tidak
hanya murah dan sehat, dengan berjalan atau bersepeda kamu juga akan
mengurangi kontak dekat dengan orang lain kalau kamu disiplin. Jangan
berdiri diam berlama-lama, terutama jika berjalan bersama orang lain.
Selalu pertahankan jarak 1 meter dari pejalan kaki lain. Kalau tujuanmu
terlalu jauh untuk jalan kaki atau sepeda, boleh juga menggunakan
kendaraan pribadi yang juga membutuhkan sedikit kontak dekat dengan
orang lain. Opsi lainnya adalah menggunakan layanan ojek online atau ojol. Tapi selalu ingat untuk tetap menggunakan masker dan gunakan hand sanitizer saat naik dan turun kendaraan dan gunakan helm milik pribadi untuk keamanan.
Jika masih tidak memungkinkan, kamu bisa menggunakan bus
atau kereta. Ini merupakan pilihan yang paling tidak dianjurkan, karena
transportasi publik melibatkan banyak orang berkerumun dalam ruang
sempit. Walaupun kapasitas penumpang hanya 50%, risiko penularan masih
ada. Ketika di dalam bus atau gerbong, selalu jaga jarak 1 meter dari
penumpang lainnya. Kalau perlu batuk atau bersin, lakukan ke siku bagian
dalam dan jangan ke arah penumpang lain. Segera cuci tangan dengan
sabun setelah turun, atau segera mandi setelah sampai di rumah. Gerbong
atau bus yang penuh patut dihindari, lebih baik menunggu yang berikutnya
sampai ada yang tidak terlalu penuh.
[Beraktivitas aman selama PSBB Masa Transisi Jakarta]
Smartcitizen, sekarang kamu sudah mengetahui apa saja yang
boleh dan tidak boleh dilakukan selama PSBB Masa Transisi. Teruslah
mengingatkan diri sendiri dan orang lain untuk mempraktikkannya.
Keberlangsungan masa transisi ini bergantung kepada inisiatif dan
kedisiplinan seluruh warga. Jika kita semua bersama-sama disiplin, Juni
2020 ini dapat kita akhiri selangkah lebih dekat kembali ke kehidupan
normal.